Protokol Para Tetua Zion (The Protocols of the Elders of Zion) adalah salah satu teori konspirasi terbesar yang masih dipercaya hingga saat ini. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar di Kekaisaran Rusia pada tahun 1903, penerbitnya mengklaim telah menemukan dokumen yang membuktikan adanya konspirasi dunia Yahudi.
Hal ini tidak benar, sebab banyak jurnalis, pengadilan, dan pemerintah telah mengungkap Protokol tersebut sebagai dokumen palsu yang mempromosikan kebohongan antisemit. Sayangnya, orang-orang dari banyak negara tetap menggunakan buku itu untuk menyebarkan tuduhan-tuduhan tentang Yahudi.
Apa Isi The Protocols of the Elders of Zion?
Melansir dari Holocaust Encyclopedia, The Protocols of the Elders of Zion disebut sebagai catatan tertulis rahasia dari pertemuan yang diadakan oleh sebuah kelompok bernama “para penatua Zion yang terpelajar”.
Publikasi awal Protokol ini mencakup 24 bab. Setiap bab mengklaim mendokumentasikan rencana rahasia para penatua Zion untuk mengendalikan politik dunia, ekonomi, pasar keuangan, media, pendidikan, dan bagian lain masyarakat demi menguntungkan orang Yahudi.
Protokol ini juga mengandung klaim bahwa orang-orang Yahudi akan menghancurkan agama Kristen dan semua agama dunia, dan mereka akan mendapat keuntungan dengan menjaga dunia dalam keadaan perang.
Tuduhan-tuduhan ini tidak benar. Pertemuan-pertemuan itu tidak pernah terjadi dan para pemimpin yang disebut sebagai Penatua Zion tidak pernah ada.
The Protocols of the Elders of Zion diterbitkan dalam beberapa versi, dan semuanya digunakan untuk satu tujuan, yaitu menyalahkan orang Yahudi atas masalah-masalah di dunia, seperti penyaliban Yesus Kristus, penyebaran Wabah Hitam (Black Death), peperangan, serangan 9/11, bahkan pandemi Covid-19.
Versi pertama The Protocols of the Elders of Zion terbit pada tahun 1903. Pada musim gugur tahun itu, Protokol ini dimuat secara berseri di Znamia (Spanduk), sebuah surat kabar di St. Petersburg, Rusia. Pemilik Znamia adalah Pavel Krushevan, seorang penulis ulung dan seorang antisemit yang kejam.
Krushevan memiliki banyak surat kabar di Kekaisaran Rusia dan dia menggunakannya untuk menyebarkan kebencian terhadap orang Yahudi. Pada bulan April 1903, artikel antisemit di salah satu surat kabar Krushevan turut memicu pogrom di Kishinev.
Beberapa cendekiawan yakin bahwa Krushevan adalah penulis asli The Protocols of the Elders of Zion. Ketika korannya menerbitkan teks tersebut, dia mengklaim bahwa Protokol tersebut adalah notulen dari pertemuan “Persatuan Freemason dan Tetua Zion Sedunia”. Beberapa orang lalu mengklaim Protokol itu adalah notulen rapat Kongres Zionis Pertama yang diadakan di Basel, Swiss pada tahun 1897. Ini tidak benar.
Pada tahun 1905, The Protocols of the Elders of Zion diterbitkan sebagai lampiran buku tentang kedatangan Antikristus, yang berjudul “The Great in the Small: The Coming of the Anti-Christ and the Rule of Satan on Earth”. Buku ini ditulis oleh mistikus antisemit Rusia, Sergei Nilus, mengklaim bahwa orang Yahudi adalah agen kekuatan setan yang berusaha menghancurkan dunia.
Penyebaran dan Akibat
The Protocols of the Elders of Zion mulai beredar lebih luas setelah Revolusi Bolshevik tahun 1917. Ketakutan akan revolusi komunis serupa di seluruh Eropa memperkuat salah satu teori konspirasi antisemit utama yang terkandung dalam Protokol, yaitu orang Yahudi harus disalahkan atas penyebaran komunisme dan perencanaan revolusi ini. Tuduhan palsu ini sering disebut sebagai “Judeo-Bolshevisme”.
Pada tahun-tahun berikutnya, The Protocols of the Elders of Zion diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa dan diterbitkan di seluruh dunia. Edisi bahasa Jerman muncul di Jerman pada tahun 1919. Selama tahun 1920-an, versi terjemahannya menjangkau negara-negara Eropa lainnya, seperti Prancis, Inggris, Italia (1921), Swedia (1921), Norwegia (1921), dan Polandia (1923). Terjemahannya bahkan sampai ke Amerika Serikat, Jepang (1920), dan Suriah (1925).
Protokol ini juga menginspirasi banyak buku lain yang mempromosikan teori konspirasi antisemit. Contohnya, The International Jew: The World’s Foremost Problem karya Henry Ford, pendiri perusahaan motor Ford. Kemudian, para pemimpin Partai Nazi, khususnya Adolf Hitler, mengambil inspirasi dari The International Jew.
Pada awal tahun 1920-an, seorang pemikir terkemuka di Partai Nazi, Alfred Rosenberg, memperkenalkan Hitler pada The Protocols of the Elders of Zion. Teori konspirasi dalam buku tersebut memperkuat keyakinan Hitler yang sudah kuat bahwa orang Yahudi bertanggung jawab atas kekalahan Jerman dalam Perang Dunia 1. Hitler merujuk pada Protokol dalam beberapa pidato politiknya yang paling awal di tahun 1920-an. Dia juga menyebut Protokol tersebut dalam Mein Kampf.
Dalam versi terjemahan Indonesia, bagian Mein Kampf yang membahas The Protocols of the Elders of Zion terdapat di halaman 431. Di situ Hitler mengatakan, “Tidaklah penting untuk mencari dari kepala Yahudi mana penyingkapan ini berasal, namun yang lebih menentukan adalah bahwa mereka membuktikan sifat dasar dan aktivitas orang-orang Yahudi dengan kepastian yang sangat menakutkan.
Mereka membongkar dalam hubungan internal mereka dan juga dalam tujuan final mereka. Akan tetapi kritik terbaik terhadap mereka adalah sebuah kenyataan. Orang-orang yang menguji perkembangan sejarah ribuan tahun lalu dari sudut pandang buku ini, juga akan langsung memahami kebisingan pers Yahudi. Untuk sekali ini, buku ini telah menjadi milik bersama, bahaya Yahudi pasti akan dianggap hancur.”
Setelah menjadi kanselir Jerman pada tahun 1933, Hitler tidak merujuk langsung ke The Protocols of the Elders of Zion dalam pidato-pidato publiknya. Namun, dia sering kali menggemakan banyak kebohongan dalam buku tersebut, di antaranya adalah klaim bahwa orang Yahudi bertanggung jawab atas penyebaran komunisme.
Menteri Pencerahan Publik dan Propaganda Nazi Jerman, Joseph Goebbels, memahami bahwa Protokol tersebut dapat digunakan untuk menjelek-jelekkan orang Yahudi. Dia pernah menulis dalam buku hariannya, “Saya percaya bahwa Protokol Para Tetua Zion adalah pemalsuan”. Dia lalu melanjutkan, “Saya percaya pada kebenaran internal, tetapi bukan kebenaran faktual, dari Protokol”. Baginya, yang penting adalah Protokol tersebut dapat memajukan agenda antisemit Nazi.
Setelah perang Dunia 2, subkomite Senat AS merilis laporan yang menyatakan bahwa The Protocols of the Elders of Zion adalah “tipuan yang kejam”. Akan tetapi, banyak orang tetap memercayai isinya. Menurut laporan Departemen Luar Negeri AS di tahun 2024, Protokol tersebut masih memiliki pengaruh yang signifikan di Rusia, negara asalnya. Laporan itu berjudul “More Than a Century of Antisemitism: How Successive Occupants of the Kremlin Have Used Antisemitism to Spread Disinformation and Propaganda”. [BP]