Erupsi Gunung Anak Krakatau - ( AFP/STR)
Erupsi Gunung Anak Krakatau - ( AFP/STR)

Meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau menyebabkan adanya perubahan status gunung itu dari waspada atau level II menjadi siaga atau level III. Anak Krakatau terpantau mengalami erupsi pada Minggu (24/4) dengan menyemburkan abu letusan ke udara.

“Hasil pemantauan visual dan instrumental menunjukkan adanya kenaikan aktivitas yang semakin signifikan dan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari waspada (Level II) menjadi siaga (Level III),” ujar Kepala Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Eko Budi Lelono dalam keterangan resminya, Minggu (24/4).

Letusan teramati dengan tinggi kolom 50 – 2000 meter dari atas puncak. Kolom abu letusan berwarna putih, kelabu hingga kehitaman dengan dominan arah angin ke Tenggara dan Selatan.

Eko juga memperingatkan kepada masyarakat agar tidak mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius lima kilometer dari kawah aktif.

“Sehubungan dengan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau berada pada Level III (Siaga), masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan
mendekat,” tegasnya.

Menurut keterangan dalam laman Kementerian ESDM, status Siaga Level III untuk gunung berapi berarti ada peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. Ancaman bahaya erupsi bisa meluas tapi tidak mengancam pemukiman penduduk

Untuk itu masyarakat diminta tetap tenang dan tidak mempercayai isu-isu miring mengenai erupsi gunung tersebut menyebabkan kemungkinan tsunami.

Masyarakat, nelayan dan wisatawan juga dilarang beraktivitas dalam radius 2 kilometer dekat Gunung Anak Krakatau. Selain itu warga juga diminta berhati-hati saat beraktivitas di luar rumah dan selalu memakai masker agar abu vulkanik tidak terhisap.

Abu vulkanik Anak Krakatau dilaporkan sudah sampai ke permukiman warga di pesisir Banten. Abu vulkanik dirasakan oleh warga di Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Panimbang, Kecamatan Cigeulis, dan Pesisir Sumur, Kabupaten Pandeglang, Banten.

“Apabila keluar rumah selalu pakai masker untuk menghindari paparan abu vulkanik, tetap patuhi rekomendasi dari badan geologi,” terangnya.

Terletak di Selat Sunda Provinsi Lampung, Gunung Anak Krakatau berada di antara Pulau Panjang, Sertung dan Pulau Rakata. Tipe letusan Gunung Anak Krakatau termasuk tipe strombolian dan vulkanian yang memiliki energi letusan tergolong rendah hingga sedang. Berdasarkan data Volcanic Explosivity Index (VEI), Gunung Anak Krakatau miliki nilai VEI 2-3 artinya tergolong rendah hingga sedang.

Gunung Anak Krakatau baru muncul ke permukaan sejak tahun 1927. Sejak tahun tersebut, Gunung Anak Krakatau tumbuh besar. Gunung Anak Krakatau adalah sisa sejarah panjang letusan Krakatau Purba yang berlangsung sejak abad ke-5, hingga letusan di tahun 1883 yang hanya menyisakan Rakata, Panjang dan Sertung. [PAR]