Koran Sulindo – Jumat (7/4) sore, pukul 14.56 waktu Swedia (sekitar 22.00 WIB). Jalan Drottningsgatan di pusat kota Stockholm, pusat perbelanjaan paling populer di kota itu bagi penduduk Swedia mau pun turis itu. Jalan Ratu itu adalah pusat pejalan kaki.
Sebuah truk bir bajakan yang tengah mengantar barang ke sebuah restoran tak jauh dari lokasi tiba-tiba menaikkan kecepatan dengan tenang menuju Kungsgatan. Truk itu sengaja menabrakkan diri di kerumunan pengunjung di pusat keramaian di depan pintu masuk pusat perbelanjaan Åhlens, yang juga pintu masuk ke stasiun kereta Stasiun Central.
Berita terakhir: 5 orang meninggal dunia dan sekitar 15 luka-luka.
Supir truk yang asli mengaku tiba-tiba didorong keluar dan mobilnya diambil alih seseorang.
Menurut warga Swedia asal Indonesia, Sensen Gustafsson, melalui akun Facebook, aksi teror itu membuat shock semua orang.
“Swedia saat ini tengah memasuki musim semi dan beberapa hari belakangan udara hangat dan cerah, dan banyak orang mulai keluar rumah dan berbelanja untuk keperluan perayaan Paskah,” tulis Sensen.
“Kami berada di dalam toko sepatu dan mendengar sesuatu…lalu orang-orang berteriak. Saya melihat keluar dan melihat truk besar,” kata Jan Granroth, seperti dikutip Aftonbladet.se.
Polisi langsung mengisolasi gedung-gedung pemerintah, termasuk istana, yang berada di sekitar Drottningsgatan.
Perdana Menteri Stefan Löfven yang sedang menghadiri acara belasungkawa–kecelakaan bus yang membawa anak sekolah–di luar kota, segera kembali ke Stockholm.
Kerumunan massa yang sedang berada di Åhleans atau jalan Drottningsgatan itu terisolasi di dalam dan tidak boleh keluar. Sumber lain mengkonfirmasi terdengarnya sejumlah tembakan di Fridhemsplan. Semua transportasi umum kereta di Stockholm ditutup tak lama setelah kejadian.
Perdana Menteri Lofven, dikutip telegraph.co.uk, mengatakan ini adalah aksi teror.
Warga yang ada di tempat kejadian ber-jam-jam terkurung. Warga Stockholm berupaya membantu mereka lewat dunia maya dengan tanda pagar #openstockholm. orang-orang yang saat ini berada di kota Stockholm Banyak warga yang bersimpati dan membuka pintu rumah untuk mereka yang yang tidak bisa pulang ke rumah, karena sebagian besar transportasi umum tidak beroperasi.
Imigran
Sabtu (8/4) pagi waktu Swedia (Sabtu siang WIB), orang kedua ditangkap dalam hubungan kejadian itu.
Sebelumnya, seorang pria beranak 4 asal Uzbekistan ditangkap di sekitar wilayah serangan teror itu.
Serangan teror ini hanya 2 minggu berselang dari serangan mirip di Jembatan Westminster London Inggris. Juga teror di Nice (Perancis) dan Berlin (Jerman). Taktik serangan yang mulai terjadi sejak komandan al-Qaeda memerintahkan aksi teror pada 2010.
Pemerintah Swedia disalahkan karena kebijakan imigrasinya yeng terbuka.
“Mereka mengimpor banyak orang yang potensial menjadi teroris,” kata seorang ahli keamanan, seperti dikutip wnd.com.
Penulis blog Jihad Watch, Robert Spencer, mengatakan tren kenaikan serangan teror dengan peralatan seadanya yang tersedia itu, pertamakali terjadi di Israel, namun tak ada pemberitaan media internasional saat itu.
“Serangan Jihad di London mengikuti pola yang sama,” tulis Spencer.
ISIS pada September 2014, menyerukan para pengikutnya di negera-negara Barat menggunakan apa saja yang ada untuk “membunuh mereka”
Dan terjadilah. Serangan di Nice pada Bastille Day musim semi lalu; serangan di Berlin pada Natal lalu, serangan di Ohio State University, Amerika Serikat; serangan di jembatan parlem di Inggris: semua dilakukan imigran muslim atau anak-anak imigran, menggunakan mobil atau truk. [DAS]