Puti, suami, dan kedua anaknya berfoto bersama Tito Karnavian dan istri.

Koran Sulindo – Bagaimana Guntur Soekarnoputra menanamkan nilai-nilai yang diajarkan ayahnya, Bung Karno, kepada anak satu-satunya, Puti Guntur Soekarno? Ternyata, Guntur lebih banyak menyampaikan lewat tulisan. “Saya lakukan dengan menulis. Tulisan-tulisan itu saya kirimkan kepada Puti dan suaminya, Joey,” ungkap pria yang kini berusia 72 tahun di kediamannya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, yang dijadikan tempat perayaan ulang tahun putrinya, 26 Juni lalu.

Pada hari itu, Puti memang genap berusia 45 tahun. Acara ulang tahun anggota Komisi X DPR RI ini dirayakan secara sederhana di rumah orang tuanya, dengan berbuka puasa bersama ratusan anak yatim-piatu, diikuti dengan solat tarawih berjamaah. Hadir dalam acara tersebut antara lain sepupu Puti, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, serta pamannya, Guruh Soekarnoputra. Juga hadir Komisaris Jenderal Polisi Tito Karnavian, yang ketika itu masih menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris; Bupati Kuningan Acep Purnama; Ketua DPRD Ciamis Nanang Permana, dan; Ketua DPRD Kuningan Rana Suparman.

Puti Guntur Soekarno dan Puan Maharani
Puti Guntur Soekarno dan Puan Maharani

“Terima kasih atas kehadiran semuanya, termasuk adik sepupu saya yang saya cintai, Puan Maharani. Juga Pak Tito yang berkenan hadir dan anak-anak yatim piatu yang ada di sini,” tutur Puti.

Diungkapkan Puti, kebersamaan dalam buka bersama ratusan anak yatim-piatu tersebut merupakan salah satu bentuk kepedulian keluarga besar Bung Karno terhadap sesama. Terkait keluarga Bung Karno, Puti juga mengatakan, Tito Karnavian merupakan bagian di dalamnya. “Dekat dengan keluarga Bung Karno,” katanya. Pada puncak acara ulang tahunnya tersebut, Tito pun menjadi orang pertama yang menerima potongan tumpeng dari Puti, sedangkan potongan kue pertama diberikan kepada Puan Maharani.

Pada pekan sebelumnya, 21Juni 2016, Puti dan keluarga besar Bung Karno beserta banyak anak bangsa memperingati haul wafatnya Putra sang Fajar. “Hanya dari cerita dan buku bacaan, aku tahu siapa Bung Karno. Namun rasanya merenungkan tulisan-tulisannya, aku seperti terbawa hadir di sana. Merasakan tulisannya yang menyatakan: ‘Sering kali aku merasakan badanku seperti akan lemas,napasku akan

berhenti, apabila aku tidak bisa keluar dan bersatu dengan rakyat jelata yang melahirkanku….’ Tulisan yang seakan berbisik kepada batinku saat kulihat masyarakat di ujung-ujung desa di daerah pemilihanku, entah di Ciamis, di Kuningan, Banjar, ataupun di Pangandaran. Terima kasih, Bung Karno, kau tuliskan apa yang kau rasakan sehingga aku bisa ikut merasakannya,” demikian antara lain ditulis Puti pada akun Facebook-nya pada hari itu.

Menurut Puti lagi dalam tulisannya tersebut, perjuangan pelayanan Bung Karno kepada Tuhan melalui pelayanan kepada kemanusiaan, kepada kemerdekaan, kepada keadilan sosial, kepada kesejahteraan sosial, dan kepada kebahagiaan umat manusia tanpa adanya ketakutan dan pengisapan adalah jalan laku yang terang dan penuh penderitaan. “Bung Karno, kau wariskan ide dan cita-cita. Izinkan kami, putra-putri Bangsa Indonesia, senantiasa ingat dan memperjuangkannya,” tulis Puti. [PUR]