Koran Sulindo – Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas membantah menerima uang yang dituduhkan diberikan melalui Staf Ahok, Sunny Tanuwidjadja, dan lembaga konsultan politik, Cyrus Network.
Namun Amalia tidak membantah pernah mendapatkan bantuan dana dari direktur eksekutif Cyrus Networ, Hasan Nasbi. Bantuan sebesar Rp 500 juta tersebut, kata Amalia, diberikan atas nama pribadi bukan lembaga.
Hasan disebutnya sering memberikan bantuan tidak hanya mengenai masalah isu atau wacana tapi juga bantuan materil.
”Bang Hasan membantu kita dengan penyewaan sekretariat dan dalam bentuk uang,” kata Amalia di Graha Pejaten, Jakarta Selatan, Minggu (19/6/), dalam acara pencapaian target 1 juta KTP untuk Ahok.
Teman Ahok adalah kelanjutan Relawan Jakarta Baru saat pemenangan Jokowi-Ahok pada 2012. Ketika itu, Cyrus Network merekrut 15 ribu orang untuk mengawal pasangan tersebut, sesuai dengan jumlah tempat pemungutan suara di Jakarta.
Dalam rilisnya, Amalia juga menjawab beberapa hal yang selama ini menjadi polemik karena informasi yang simpang siur.
Menurut Amalia, Teman Ahok tidak akan pernah meninggalkan Ahok. Tidak ada Teman Ahok, tanpa Ahok.
“Teman Ahok bergerak atas nama gerakan sosial, bukan gerakan politik. Berjuang atas dasar kepercayaan kepada pemimpin, bukan atas kepentingan,” tulis rilis itu.
Tujuan Teman Ahok, kata Amalia, adalah menjadikan Basuki Tjahaja PUrnama sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tanpa hutang politik, yaitu Ahok mampu jadi Gubernur yang mandiri dan tidak tersandera oleh kepentingan politik.
Teman Ahok juga siap bekerjasama dengan seluruh pihak dengan syarat memiliki tujuan yang sama.
“Dengan relawan-relawan lain, dengan partai-partai politik, selama semuanya mendukung Ahok tanpa syarat dan hutang politik. Teman Ahok bukan relawan anti partai politik,” kata Amalia.
Latar Belakang
Majalah Tempo, edisi 20-26 Juni 2016, dengan cover story “Duit Reklamasi untuk Teman-teman Ahok”, menulis sejumlah petinggi Teman Ahok, kelompok pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon perorangan di Pilkada DKI 2017, ternyata bukan orang jauh Cyrus Network. Bahkan, sebagian besar aktivis Teman Ahok berasal dari lembaga konsultan politik pemenangan Ahok yang dipimpin Hasan Nasbi itu.
Hasan tak menampik telah menggagas dan mendanai tahap awal Teman Ahok.
Menurut pengakuan mantan Managing Director Cyrus Network Andreas Bertoni kepada penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi pada 15 April 2016 lalu, Teman Ahok didesain oleh Cyrus dan Sunny Tanuwidjaja, anggota Staf Khusus Ahok.
Cyrus juga menyiapkan proposal senilai Rp 30 miliar untuk membentuk Teman Ahok dan pengumpulan dukungan untuk Ahok. Tapi, keterangan Andreas soal proposal Rp 30 miliar dibantah oleh Hasan.
Dalam tulisan berjudul “Proposal Dahulu Relawan Kemudian” dipaparkan bahwa juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, pernah magang di Cyrus sejak Juni 2013 hingga 2014. Salah satu pendiri Teman Ahok, Aditya Yogi Prabowo, pun masih memiliki kaitan dengan Ahok, nama panggilan Basuki.
Aditya pernah bekerja di bawah anggota Staf Khusus Ahok, Michael Sianipar, yang bertugas membuat pertemuan agenda pemerintah, seperti Kartu Jakarta Sehat dan Kartu Indonesia Pintar. Ketika Joko Widodo-Ahok terpilih memimpin Jakarta, Aditya menjadi Koordinator wilayah Kelurahan Senen, Jakarta Pusat.
Di komunitas itulah Hasan bertemu dengan orang-orang yang belakangan menjadi para pendiri Teman Ahok. Amalia Ayuningtyas, misalnya, ketika itu masih kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.
Hasan bahkan mengerahkan sumber daya Cyrus Network untuk melatih Teman Ahok antara lain dalam strategi kampanye, pemasaran, dan membangun citra di depan publik. Teman Ahok juga diberi ruang kerja di sebuah kantor di samping kantor Cyrus di kawasan Pejaten.
Hasan mengakui memberikan dana tunai Rp 500 juta yang disebut sebagai saweran. Salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastono, mengatakan duit itu dipakai untuk persiapan awal ke lapangan, seperti buat mencetak formulir dukungan dan cendera mata. [DS]