Telur Kometsuya. (Foto: RRI)

Kita terbiasa melihat kuning telur berwarna kuning cerah atau oranye, warna yang sering dianggap sebagai penanda kesegaran, kualitas, bahkan gizi. Namun, di Jepang, hadir sebuah telur ayam yang secara mencolok membalikkan persepsi itu dimana kuning telurnya justru berwarna putih. Telur unik ini dikenal dengan nama Kometsuya, dan kisah di balik kehadirannya menjadi pengingat bahwa warna makanan tidak selalu berasal dari alam semata, melainkan juga dari pilihan manusia.

Bukan sekadar telur biasa, Kometsuya menarik perhatian karena konsistensi warna putih pada kuning telurnya, baik dalam kondisi mentah maupun setelah dimasak. Fenomena ini bukan hasil rekayasa genetik atau manipulasi laboratorium, melainkan buah dari perubahan cermat dalam pola pemberian pakan ayam yang berfokus pada bahan-bahan alami tanpa pigmen.

Asal Usul Kometsuya

Nama Kometsuya berasal dari bahasa Jepang: kome berarti “beras”, dan tsuya berarti “kilau”. Nama ini mencerminkan esensi dari telur ini yang dihasilkan oleh ayam-ayam yang diberi pakan utama berupa beras, bukan jagung atau pakan berpigmen lainnya. Di balik inovasi ini terdapat peternakan Takeuchi di Hokkaido, Jepang produsen utama telur Kometsuya.

Mengutip laman groovyjapan.com, komposisi pakan ayam di peternakan tersebut dirancang secara khusus, terdiri dari: 68% beras lokal Hokkaido, 15% ikan dari perairan sekitar, 8,8% dedak padi mentah, 8% cangkang kerang dari Danau Saroma, serta 0,2% garam, vitamin, dan bakteri bermanfaat.

Formulasi ini tidak hanya mendukung cita rasa dan kualitas telur, tetapi juga menjadi bagian dari strategi berkelanjutan dalam pertanian Jepang.

Banyak yang mengira bahwa kuning telur Kometsuya berubah menjadi putih karena proses pemanasan. Padahal, kenyataannya, kuning telur Kometsuya memang sudah berwarna putih sejak mentah, bukan karena perubahan akibat dimasak. Warna ini merupakan hasil langsung dari pakan ayam yang bebas pigmen alami, seperti karotenoid yang biasa ditemukan dalam jagung atau bahan nabati lain. Karena ketiadaan pigmen, kuning telur tidak menunjukkan warna kuning cerah sebagaimana telur pada umumnya dan tetap berwarna putih meski telah dimasak.

Selain tampilannya yang unik, rasa telur Kometsuya juga menjadi daya tarik tersendiri. Banyak konsumen di Jepang menggambarkan rasanya lebih ringan, manis, dan memiliki umami yang lembut. Telur ini pun dinilai aman untuk dikonsumsi; perbedaan warna tidak berpengaruh terhadap kandungan nutrisi seperti protein, lemak sehat, atau vitamin. Dalam hal keamanan, Kometsuya setara dengan telur ayam pada umumnya.

Inovasi Bernilai Ekonomi dan Edukatif

Kehadiran Kometsuya tidak lepas dari konteks sosial-ekonomi di Jepang. Dalam beberapa tahun terakhir, konsumsi beras domestik menurun drastis. Pemerintah Jepang pun mendorong diversifikasi pemanfaatan beras termasuk sebagai pakan ternak. Dengan demikian, Kometsuya menjadi bagian dari solusi untuk menjaga keseimbangan pasar beras sekaligus mendukung petani lokal.

Lebih jauh, telur ini juga dimanfaatkan dalam program edukasi pangan di sekolah-sekolah dan panti lansia. Anak-anak dan orang tua diajak memahami bahwa warna makanan tidak selalu menjadi indikator rasa atau gizi, sebuah pelajaran penting di era visual seperti sekarang.

Telur Kometsuya adalah bukti bahwa inovasi tak selalu datang dari teknologi canggih. Kadang, perubahan besar lahir dari hal sederhana seperti mengganti pakan ayam. Lebih dari sekadar bahan makanan, Kometsuya adalah bentuk inovasi terbilang unik namun tetap bermanfaat. [UN]