Koran Sulindo – Dewan Pimpinan Daerah Taruna Merah Putih Kalimantan Timur mendukung politisi senior PDI Perjuangan Emir Moeis untuk menjadi calon Gubernur Kalimantan Timur dalam Pemilihan Kepala Daerah 2018. “Bapak Emir Moeis merupakan kader senior partai yang sepak terjang dan ketokohannya sudah terbukti selama ini dalam menjalankan dan membesarkan PDI Perjuangan, baik untuk Kalimantan Timur maupun Nasional,” demikian antara lain tertuang dalam surat pernyataan dukungan, yang ditandatangani Ketua DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur Iswandi, M.M., dan sekretarisnya, Arifuddin, M.Kom., Selasa (6/6). Taruna Merah Putih adalah organisasi sayap dari PDI Perjuangan.
Selain itu, DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur juga memandang, hanya Emir Moeis yang mampu bersaing dan berkompetisi dengan calon-calon lain dari eksternal PDI Perjuangan. “Dengan melihat perolehan kursi di DPRD provinsi sudah selayaknya PDI Perjuangan Kalimantan Timur untuk mengusung sendiri kader terbaiknya dalam pemilihan gubernur tahun 2018,” demikian alasan lain dari DPD Taruna Merah Putih Kalimantan Timur dalam mendukung Emir Moeis.
Emir Moeis telah menyerahkan kembali formulir berkas pendaftaran calon gubernur ke Sekretariat DPD PDI Perjuangan Kalimantan Timur di Jalan Kartini, Samarinda, pada 1 Juni 2017 lalu. Sebelumnya, Emir Moeis telah diusulkan secara aklamasi oleh jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang dan Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Kalimantan Timur dalam Rapat Kerja Nasional II PDI Perjuangan pada 20 dan 21 Mei 2017 lalu di Bali.
Emir Moeis adalah anak pertama dari Inche Abdoel Moeis, Gubernur Pertama Provinsi Kalimantan Timur, yang kala itu bernama Swatantra Tingkat I Kalimantan Timur. Ia aktif di PDI Perjuangan sejak tahun 1998. Di masa mudanya, sekitar tahun 1970, Emir Moeis menjadi anggota muda Partai Nasional Indonesia (PNI) dan menjadi staf khusus di dewan pimpinan pusat partai itu, saat sang ayah menjadi Ketua DPP PNI periode terakhir, sebelum fusi menjadi Partai Demokrasi Indonesia.
Pada pertengahan Mei 2017 lalu, Emir diberi tugas oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menjadi Eksekutif Perencanaan Kebijakan PDI Perjuangan. Posisinya tersebut masuk dalam Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan, meski tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Tugas utamanya antara lain menjalin hubungan internasional serta penggalangan negara-negara The New Emerging Forces (Nefos) sebagaimana digagas dan dijalankan Presiden Soekarno dulu—gagasan terakhir Presiden Soekarno yang tak sempat terwujud walau gedungnya sempat selesai dan kemudian dijadikan gedung MPR/DPR/DPD sekarang, karena Bung Karno keburu dijatuhkan oleh kaum imperialis.
Emir Moeis juga pernah diberi amanat untuk menjadi Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Keuangan PDI Perjuangan selama dua periode kepengurusan. Lewat partai itu pula, master teknik industri dan lingkungan hidup lulusan Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, dan terakhir lulus dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, ini pernah menjadi anggota DPR selama tiga periode. Di DPR, Emir pernah menjadi Ketua Komisi IX DPR RI dan Ketua Panitia Anggaran DPR RI (yang sekarang namanya menjadi Badan Anggaran).
Sebelum aktif berpolitik di PDI Perjuangan, Emir Moeis adalah seorang akademisi yang mendedikasikan dirinya sebagai tenaga pengajar di Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama 29 tahun. Gelar insinyur Emir sendiri diperoleh dari Intistut Teknologi Bandung. [MKS]