Koran Sulindo – Integrasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) akan menghasilkan data kesehatan paling komprehensif se-Asia Pasifik.
“Indonesia akan memiliki data kesehatan yang berdasarkan community base yang paling komprehensif di negara-negara Asia Pasifik,” kata Deputi Bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) M. Sairi Hasbullah, di Jakarta, Selasa (30/1/2016), seperti dikutip infopublik.id.
Gabungan riset yang dipadukan itu membuat revolusi data yang dilakukan dengan kaidah-kaidah penelitian. Metodologi sebagai alat ukur validitas data yang digunakan akan merujuk pada standar penelitian yang dikeluarkan oleh organisasi dunia Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Sebagian besar data tidak memenuhi metodologi yang seharusnya,” katanya.
Data yang diolah secara komprehensif dua lembaga itu, Kementerian Kesehatan dan Badan Pusat Statistik (BPS) itu tentunya akan membuat masyarakat lebih percaya, dibandingkan dengan data-data hasil riset yang dilakukan tanpa metodologi yang sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian internasional.
“Itulah yang kita usahakan bersama untuk menciptakan suatu data yang bisa dipertanggung jawabkan,” kata Sairi.
One Data
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek, mengatakan pelaksanaan Riskesdas yang dilakukan tahun ini dilakukan berpadu dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS).
“Ini merupakan momentum yang sangat penting sebagai upaya mendukung kebijakan “one data” dari Presiden Jokowi. Diharapkan analisis hasil dapat dilakukan lebih komprehensif dan dapat mengungkap faktor-faktor di luar kesehatan yang berpengaruh terhadap kesuksesan pembangunan kesehatan,” kata Menkes, di Bekasi, Senin, (29/1/2018), melalui rilis media.
Nantinya indikator kesehatan akan dikumpulkan Riskesdas dilaporkan oleh Badan Litbang Kesehatan yang dikumpulkan pada Susenas 2018.
“Hasil Susenas dilaporkan oleh BPS dengan menggunakan variabel di Riskesdas sebagai karakteristik,” kata Nila. [DAS]