Koran Sulindo – Periode kampanye selama dua bulan terakhir mengubah konstelasi dukungan pemilih di Jawa Tengah dalam Pilkada 2018.

Survei Litbang Kompas menunjukkan jika pilkada digelar sekarang, pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin memperoleh tingkat keterpilihan 76,6 persen sedangkan pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah meraup 15 persen.

Elektabilitas itu menunjukkan penurunan tingkat keterpilihan Ganjar-Taj Yasin yang pada dua dua bulan lalu mencapai 79 persen. Sebaliknya pasangan Sudirman-Ida naik tipis dari 11,8 persen.

Survei juga menunjukkan dari responden yang memilih pasangan Ganjar-Taj Yasin 88,9 persen tak mengubah pilihannya, sedangkan 6,1 persen beralih mendukung Sudirman-Ida.

Sebaliknya, dari responden yang memilih Sudirman-Ida, 25,3 persen beralih ke pasangan Ganjar-Yasin sedangkan yang tetap pada pilihan awalnya sejumlah 70 persen.

Meski tak signifikan, meningkatnya keterpilihan Sudirman-Ida dipicu perubahan dukungan massa partai pengusungnya yang makin solid.

Perubahan dukungan terutama terjadi pada massa Gerindra, PKS, dan PAN. Sementara dukungan dari konstituen PKB relatif konstan.

Dua bulan lalu, dukungan massa Gerindra pada pasangan itu yang tercatat hanya 23,1 persen naik menjadi 41,5 persen. Dukungan massa PKS juga naik menjadi 52 persen dibanding 40 persen dua bulan lalu.

Sementara dukungan massa PAN yang sebelumnya tercatat 31,3 persen meningkat menjadi 44 persen. PKB meski secara formal mendukung Surdirman-Ida, namun massa partai ini justru solid mendukung Ganjar-Yasin dengan kisaran angka 81 persen.

Di sisi lain, massa PDI-P di Jawa Tengah tercatat menjadi pendukung paling solid Ganjar-Yasin dengan dukungan hingga 94,3 persen, naik dari 89,9 persen dua bulan lalu.

Massa partai pendukung Ganjar-Yasin juga solid mendukung pasangan ini seperti PPP 80,6 persen, Demokrat 83,3 persen, dan Nasdem 70 persen.

Pasangan ini juga mendapat limpahan suara dari massa partai non pengusung seperti Golkar dan Hanura. Ganjar-Taj Yasin bahkan disokong setengah pemilih Gerindra 58,5 persen, PKS 48 persen, dan PAN 56 persen.

Survei Litbang Kompas juga mencatat perubahan geografis dan demografis basis pemilih. Dua bulan lalu, pasangan Sudirman-Ida meraup 11,3 persen dukungan di perdesaan. Jumlah itu kini bergerak menjadi 16,2 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Ganjar-Yasin tetap stabil di wilayah perkotaan dengan 79,1 persen dibanding dua bulan lalu yang 78,4 persen.

Secara geografis, elektabilitas Sudirman-Ida meningkat di eks Karesidenan Kedu, Pekalongan, Surakarta, dan Banyumas. Di Kedu, mereka mengalami kenaikan 7,1 persen, 3,9 persen di Pekalongan, naik 5,1 di Surakarta dan 3,2 persen di Banyumas.

Ganjar-Taj Yasin juga mencatat peningkatan di Banyumas dari 75 persen menjadi 79,8 persen namun menurun di Pati 7,4 persen, Pekalongan 3,9 persen, dan Semarang 1,3 persen.

Naiknya, elektabilitas Sudirman-Ida juga disumbang membesarnya dukungan massa Muhammadiyah yang semula 22,6 persen menjadi 29,5 persen. Sedangkan, di kalangan NU dukungan kepada Ganjar-Yasin tetap tak tergoyahkan di level 81 persen.

Survei Litbang Kompas dilakukan terhadap 800 responden di Jawa Tengah pada 10-15 Mei 2018 dengan margin of error sebesar +/- 3,46 persen.

Survei dilakukan menggunakan model responden panel sehingga perubahan perilaku memilih pada responden yang sama dengan survei sebelumnya dapat diketahui dengan jelas. (TGU)