Banyak orang percaya hantu itu ada. Ini karena berbagai budaya di seluruh dunia percaya bahwa setelah meninggal, roh manusia bertahan dan pergi ke alam lain, seperti surga, neraka, atau sesuatu di antara keduanya.
Sebuah jajak pendapat Ipsos tahun 2019 menemukan bahwa 46% warga Amerika percaya hantu itu nyata. Dan menurut studi Pew Research tahun 2015, sekitar 18% orang mengatakan mereka pernah melihat hantu atau berada di dekat hantu. Orang-orang bahkan telah mencoba atau mengaku berkomunikasi dengan hantu selama berabad-abad.
Keyakinan dan laporan-laporan mengenai aktivitas hantu lantas memunculkan pertanyaan besar: apakah secara saintifik hantu itu nyata? Berikut ini Koran Sulindo menyajikan penjelasan ilmiah di balik penampakan hantu, dilansir dari Live Science.
1. Tidak Ada Satu Definisi Universal tentang Hantu
Pasangan sosiolog Dennis dan Michele Waskul pernah mewawancarai orang-orang yang mengaku melihat penampakan hantu untuk buku mereka yang berjudul “Ghostly Encounters: The Hauntings of Everyday Life”.
Hasil, banyak peserta tidak yakin mereka telah bertemu hantu karena mereka tidak melihat sesuatu yang mendekati gambaran konvensional tentang ‘hantu’.
“Sebaliknya, banyak responden kami hanya yakin bahwa mereka telah mengalami sesuatu yang aneh—sesuatu yang tidak dapat dijelaskan, luar biasa, misterius, atau menakutkan,” Dennis dan Michele Waskul menambahkan.
Selain wujud yang tidak terlihat, ada banyak fenomena yang dikaitkan dengan keberadaan hantu. Misalnya, kelumpuhan tidur (sleep paralysis). Fenomena ini sering menyebabkan orang-orang yang mengalaminya merasa seperti telah melihat hantu, setan, atau alien.
Stephen Hupp, seorang psikolog klinis dan profesor psikologi di Southern Illinois University Edwardsville (SIUE), menyimpulkan hal-hal seperti ini membuat tidak ada satu definisi yang disetujui secara universal tentang apa itu hantu.
Beberapa orang percaya hantu adalah roh orang mati yang tersesat karena suatu alasan saat sedang berada dalam perjalanan ke Alam Baka. Yang lain mengklaim hantu adalah entitas telepati yang diproyeksikan ke dunia dari pikiran manusia. Ada juga pihak-pihak yang membuat kategori khusus untuk berbagai jenis hantu, seperti poltergeist, residu hantu, roh cerdas, dan manusia bayangan.
2. Kontradiksi Mengenai Wujud dan Sifat Hantu
Ada banyak kontradiksi mengenai wujud dan sifat hantu. Contohnya, hantu disebut dapat bergerak menembus benda padat atau membanting pintu dan melempar benda ke seberang ruangan. Pertanyaannya, apakah hantu itu material atau bukan?
Jika hantu adalah jiwa manusia, mengapa mereka muncul dalam keadaan berpakaian dan membawa benda mati seperti topi, tongkat, dan gaun? Belum lagi ada banyak laporan tentang kereta api, mobil, dan kereta barang hantu.
Dan jika hantu adalah roh orang-orang yang kematiannya tidak terbalaskan, mengapa ada pembunuhan yang belum terpecahkan, padahal hantu disebut dapat berkomunikasi dengan medium psikis? Bukankah hantu seharusnya dapat mengidentifikasi pembunuhnya untuk membantu polisi?
3. Belum Ada Komunikasi Langsung dengan Hantu
Selama bertahun-tahun, banyak orang dari seluruh dunia mengklaim telah atau dapat berkomunikasi dengan hantu. Namun faktanya, belum ada satupun bentuk komunikasi langsung yang dilaporkan.
Pemburu hantu biasanya menggunakan berbagai peralatan berteknologi tinggi untuk mendeteksi dan berkomunikasi dengan hantu, seperti pencacah Geiger, detektor Medan Elektromagnetik (EMF), detektor ion, kamera inframerah, dan mikrofon sensitif.
Namun, tidak satu pun dari peralatan ini yang pernah membuktikan keberadaan hantu atau membantu manusia berkomunikasi langsung dengan mereka. Para pemburu hantu seringkali hanya ingin mendapatkan uang selama sebuah tur hantu.
Jika hantu memang ada dan dapat dideteksi atau direkam secara ilmiah, maka kita seharusnya menemukan bukti kuatnya. Jika hantu memang ada tetapi tidak dapat dideteksi atau direkam secara ilmiah, maka semua foto, video, audio, dan rekaman lain yang diklaim sebagai bukti tidak dapat mengonfirmasi keberadaan hantu.
Banyak laporan mengenai aktivitas atau penampakan hantu telah dijelaskan secara ilmiah, seperti yang ditunjukkan dalam serial TV Ghost Hunters, sementara sisanya seringkali adalah tipuan (hoax).
Jadi Apakah Hantu Itu?
Meski tidak ada definisi universal dan bukti nyata mengenai hantu, terdapat sebuah asumsi saintifik yang dapat membantu kita memahami realitas hantu.
Albert Einstein mengemukakan dasar ilmiah untuk realitas hantu berdasarkan Hukum Pertama Termodinamika: Panas merupakan salah satu bentuk energi, dan proses termodinamika tunduk pada prinsip kekekalan energi. Ini berarti bahwa energi panas tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Namun, energi dapat berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dan berubah menjadi bentuk lainnya.
Jika konsep yang sama diterapkan untuk menjelaskan realitas hantu, maka kesimpulannya adalah ‘hantu’ merupakan energi manusia yang berpindah ke lingkungan setelah kematian. Energi tersebut dilepaskan dalam bentuk panas.
Tubuh manusia yang telah mati akan berpindah ke alam bebas, lalu entah dimakan oleh hewan liar jika tidak dikubur atau diuraikan oleh cacing dan bakteri jika dikubur. Selanjutnya, tanaman akan menyerapnya. Dalam keadaan ini, tidak ada energi tubuh yang dapat bertahan. Energi inilah yang biasanya terdeteksi oleh peralatan pemburu hantu. [BP]