Sri Mulyani Akan Manfaatkan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia Ajang “Jualan” Proyek Infrastruktur

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Proyek infrastruktur kembali akan menjadi “barang dagangan” pemerintah ketika Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia yang akan digelar pada Oktober 2018. Lewat program tersebut, Indonesia disebut berkesempatan menawarkan investasi di bidang infrastruktur.

Setidaknya begitulah yang digagas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Kendati demikian, sebelum perhelatan pertemuan tahunan itu, menurut Sri Mulyani, beberapa negara telah menyatakan keinginannya untuk ikut serta dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia baik untuk yang sekarang maupun proyek di masa mendatang.

Permintaan keiikutsertaan itu, kata Sri Mulyani, muncul ketika Indonesia akan mengikuti pertemuan tahunan pada April nanti di Washington. Permintaan itu umumnya datang dari lembaga finansial dan pembiayaan. Kesepakatan kerja sama investasi memang tidak selalu terjadi ketika pertemuan tahunan sedang berlangsung.

“Ada banyak kesempatan untuk itu, namun memang ketika pertemuan tahunan terlaksana bakal ada acara sampingan dimana kepala negara di Asia Tenggara atau kawasan regional lainnya berkumpul, dan itu bisa menjadi kesempatan kita unjuk gigi,” kata Sri Mulyani seperti dikutip Kompas pada Selasa (13/3).

Dikatakan Sri Mulyani, munculnya permintaan investasi dalam proyek infrastruktur itu setelah Indonesia masuk investment grade sehingga para investor tidak punya kendala lagi masuk ke Indonesia. Semisal, langsng lewat proyek maupun membeli Surat Berharga Negara.

Atas dasar penjelasan Sri Mulyani itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman sekaligus Ketua Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk menyiapkan proyek agar investor luar negeri bisa terlibat. PT SMI bahkan sudah menyiapkan proyek yang spesifik agar investor bisa terlibat.

Berjalannya waktu, kata Luhut, pihaknya akan melihat berapa nilai investasinya. Ia menduga akan mencapai miliaran dolar, bahkan mungkin mencapai dobel digit miliar dolar. [KRG]