Soyuz 13: Persiapan Uni Soviet sebelum Misi Antariksa Bersama Amerika Serikat

Keberhasilan Soyuz 13 meyakinkan Uni Soviet dan Amerika Serikat untuk misi antariksa bersama di masa mendatang. (Sumber: Russian Space Web)

Setelah melalui tahun-tahun yang menegangkan selama Perang Dingin, Uni Soviet dan Amerika Serikat sepakat untuk mulai memperbaiki hubungan di akhir tahun 1960-an. Pada awal tahun 1970-an, kedua negara sepakat melakukan misi antariksa bersama dalam Proyek Uji Coba Apollo-Soyuz (ASTP) sebagai salah satu upaya untuk mengurangi perselisihan. Namun sebelum sampai pada tahap itu, mereka melakukan banyak persiapan penting secara terpisah. Uni Soviet menerbangkan wahana antariksanya, yaitu Soyuz 13.

Soyuz 13 merupakan bagian dari Proyek Uji Coba Apollo-Soyuz (ASTP). Wahana antariksa ini membawa Komandan Pyotr Klimuk dan Teknisi Penerbangan Valentin Lebedev untuk melakukan sejumlah misi, yaitu pengamatan astrofisika dengan Teleskop Orion-2, fotografi spektrozonal pada area tertentu di permukaan Bumi, dan pengujian lanjutan terhadap sistem di dalam Soyuz 13.

Hal yang membuat penerbangan Soyuz 13 spesial adalah para kosmonotnya berada di ruang angkasa bersama dengan para kru wahana antariksa Skylab 4 milik Amerika Serikat untuk pertama kalinya dalam sejarah. Anggota dari misi tersebut adalah Gerald P. Carr, Edward G. Gibson, dan William R. Pogue.

Para awak Skylab 4 sedang menghabiskan bulan kedua dari misi tiga bulan, sementara para kosmonot Soyuz 13 sedang menjalankan misi sains selama delapan hari. Namun ini bukan misi yang terkoordinasi secara internasional. Kedua wahana antariksa tersebut juga berada di orbit yang berbeda, jadi para awaknya tidak dapat melihat atau berkomunikasi satu sama lain.

Kedua penerbangan tersebut merupakan persiapan masing-masing negara untuk Proyek Uji Apollo Soyuz (ASTP), misi antariksa kooperatif pertama antara Amerika Serikat dan Uni Soviet yang akan dilaksanakan pada bulan Juli 1975.

Spesifikasi Soyuz 13

Melansir dari SpaceFacts, Soyuz 13 terdiri dari tiga bagian, yaitu Modul Orbital, Modul Turun, dan Modul Instrumentasi/Propulsi. Para kosmonot menempati Modul Turun, yang merupakan bagian utama. Dua modul lainnya akan dibuang sebelum wahana antariksa kembali memasuki Bumi. Modul-modul tersebut terbakar di atmosfer, sehingga hanya Modul Turun yang sampai ke Bumi.

Teleskop Orion-2 yang dibawa oleh Soyuz 13 dirancang oleh Grigor Gurzadyan dan akan dioperasikan oleh Lebedev. Dengan diameter apertur 240 mm, panjang fokus 1.000 mm, dan lensa prisma kuarsa tingkat 4, teleskop ini mampu menangkap radiasi ultraviolet dari ratusan objek langit secara bersamaan tanpa menyaring efek atmosfer Bumi.

Dengan memvariasikan pencahayaan dari 1 hingga 18 menit, teleskop Orion-2 dapat menghasilkan spektrum dari objek paling terang hingga magnitudo ke-13 yang sangat kecil, atau ribuan kali lebih lemah daripada yang dapat dilihat oleh mata telanjang.

Selain itu, muatan teleskop Orion-2 mencakup spektrograf G-27 dan G-27A untuk pencitraan bintang, serta kamera G-35 untuk pencitraan sinar-X Matahari.

Peluncuran
Berdasarkan laporan dari situs Russian Space Web, Soyuz 13 meluncur tanggal 18 Desember 1973 dari Kosmodrom Baikonur, Kazakhstan pada pukul 14:55 Waktu Moskow. Dalam sembilan menit, wahana antariksa tersebut mengorbit Bumi dekat dengan ekuator.

Pada pukul 21.50 waktu Moskow, Soyuz 13 menyalakan mesin secara terencana, menghasilkan perubahan kecepatan sebesar 12 meter per detik dan memasuki orbit operasional berukuran 226,8 x 272,6 kilometer. Berkat waktu peluncurannya, parameter ini memberikan periode malam hari periodik yang berlangsung selama 36 menit. Waktu ini optimal untuk melaksanakan misi, karena sinar Matahari dan pantulan cahaya dari Bumi tidak mengganggu cahaya bintang yang redup.

Tak lama kemudian, Klimuk dan Lebedev mengaktifkan kembang api untuk membebaskan teleskop Orion-2 dari hambatan transportasi peluncurannya. Selanjutnya, mereka melakukan uji coba instrumen dan beralih ke pengamatan rutin. Mereka melakukan 16 sesi pengamatan panjang dengan teleskop Orion-2 di sisi orbit malam hingga tanggal 25 Desember 1973. Teleskop itu berhasil menangkap sebanyak 10.000 spektrum berbagai bintang dan Matahari.

Sambil mengoperasikan Orion-2, para kosmonot menggunakan kamera multispektral untuk memotret permukaan Bumi dalam sembilan rentang optik dan inframerah dekat pada siang hari. Mereka juga menggunakan spektrograf manual untuk mengambil gambar cakrawala Bumi pada siang hari dan saat senja agar bisa mengukur kadar debu di atmosfer. Selanjutnya, mereka melakukan serangkaian eksperimen sains kehidupan.

Akhir Misi

Setelah seminggu, Klimuk dan Lebedev menyelesaikan pekerjaan mereka dan memindahkan film yang terekspos dari ruang hampa ke kompartemen bertekanan. Mereka berhasil mengekstraksi kaset yang berisi citra bintang dari teleskop utama, tetapi instrumen G-27, G-27A, dan G-35 tersangkut di titik masuk ke ruang kedap udara. Mereka menghabiskan sebagian besar malam sebelum mendarat untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut, tetapi tidak berhasil.

Soyuz 13 direncanakan untuk kembali ke Bumi pada tanggal 26 Desember 1973. Wahana antariksa itu memulai manuver pengereman pada pukul 11:08:41 Waktu Moskow, mengurangi kecepatan orbitnya hingga 95 meter per detik. Setelah Modul Orbital dan Modul Instrumentasi terlepas, Modul Turun sukses mendarat sekitar 200 kilometer barat daya Karaganda di Kazakhstan pada tanggal 26 Desember 1973 pukul 11:50 Waktu Moskow.

Para ilmuwan Soviet berhasil memproses film yang diambil dari teleskop Orion-2 pada tanggal 6 Januari 1974. Mereka memperoleh sangat banyak citra spektrum ultraviolet, dengan jumlah yang cukup untuk penelitian selama bertahun-tahun.

Temuan paling menarik adalah tiga gambar yang diambil oleh teleskop Orion-2 pada tanggal 22 Desember 1973. Gambar itu menunjukkan area langit di sekitar bintang Capella, di mana terlihat spektrum dari sekitar 2.000 bintang. Orion-2 juga menangkap spektrum ultraviolet pertama dari nebula planet. Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi beberapa bintang dengan karakteristik spektrum misterius dalam gambar tersebut.

Keberhasilan Soyuz 13 membuat Uni Soviet dan Amerika Serikat yakin bahwa wahana antariksa yang telah dimodifikasi itu akan aman untuk Proyek Uji Coba Apollo-Soyuz (ASTP). Proyek itu merupakan bagian dari perjanjian yang ditandatangani oleh Presiden Richard M. Nixon dan Perdana Menteri Soviet Aleksey N. Kosygin, berfungsi untuk menghilangkan hambatan antara kedua negara. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Uni Soviet akan membuka wahana antariksa dan fasilitas pelatihannya untuk orang-orang Amerika. [BP]