Ilustrasi Jakarta Banjir (foto: detik.news.com)

koransulindo.com – Lain Situ Bunder, lain juga Situ Rawa Been. Selain beralih fungsi menjadi perumahan, ada juga situ yang diubah menjadi pabrik. Seperti Situ Rawa Been yang berada di kawasan industri MM2100, Desa Danau Indah, Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, yang diuruk menjadi area kegiatan pabrik dan kantin.

Situ Rawa Been luas awalnya 6 hektare. Namun, kekinian, setelah diukur oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, pada 2009 luasnya berkurang menjadi 4,8 hektare. Terpantau, titik lokasi bekas Situ Been tersebut kini menjadi pabrik PT Bekasi Fajar. Sebagian lagi menjadi jalan kawasan industri MM2100.

Selain Situ Bunder, tercatat empat situ lainnya beralih fungsi di Depok. Di antaranya adalah Situ Ciming yang berada di Desa Bakti Jaya, Kecamatan Sukma Jaya, dengan luas awal 1,5 hektare.

Kemudian, Situ Krukut yang terletak di Kecamatan Limo dengan luas awal 9 hektare. Sementara pengukuran pada 2008, diketahui luasnya berkurang menjadi 7,60 hektare. Lalu, Situ Pasir Putih yang berada di Sawangan, dengan luas awal 8 hektare. Terakhir, Situ Lembah Gurame di Depok Jaya, yang berubah menjadi taman kota.

Tak aneh memang bila wilayah-wilayah tertentu hampir setiap tahun diterjang banjir. Karena, salah satu faktor penyebabnya adalah wadah serapan air hujan banyak yang sudah tidak aktif.

Situ atau waduk sangat penting dan diperlukan di Jakarta dan kota-kota penyangga sekitarnya sebagai tandon air. Tak jarang, mereka bersuara akan membuat tandon air untuk menampung atau sebagai serapan.

Karena, menurut data Walhi, solusi untuk mengatasi banjir di Jakarta atau penyanggah, salah satunya adalah dibuatkan situ-situ atau waduk. Di Kelapa Gading lokasi yang tadinya tandon air, sekarang sudah dibangun gedung dan mall.

Padahal, di DKI Jakarta dahulunya ada sekitar 48 situ atau waduk. Sebagian dari situ-situ itu telah hilang dan beralih fungsi. Di daerah penyanggah seperti Depok saja ada 26 situ.

Karena digunakan untuk kepentingan pembangunan, hampir setiap tahun Jakarta dan sekitarnya dilanda banjir. Kala curah hujan tinggi mengguyur ibu kota, warga jadi waspada dengan ancaman banjir.

Termutakhir awal tahun 2020, banjir besar kembali melanda sejumlah titik di Jakarta dan daerah sekitar. Selain luapan air sungai dari hulu Bogor, faktor yang menyebabkan Jakarta kebanjiran adalah banyaknya tandon air seperti situ yang tidak aktif lagi. Baik di ibu kota maupun kota-kota penyangga.

Dari 26 situ di Depok tadi, 5 di antaranya sudah hilang dan berubah fungsi. Jika situ di Kota Depok diaktifkan semuanya untuk mengurangi debit air di sungai seperti Angke dan Ciliwung, akan dapat menangani masalah banjir di ibu kota.

Namun, tidak hanya mengandalkan situ, tapi saluran air dari hulu hingga hilir juga harus diperbaiki. Kemudian di Tangerang, dari 9 danau kecil, 4 di antaranya juga sudah beralih fungsi.

4 situ yang beralih fungsi di Kota Tangerang itu adalah Situ Kompeni di Rawa Bokor, Serpong, yang memiliki luas 70 hektare.

Selanjutnya, Situ Kunciran di Desa Kunciran, Serpong seluas 3 hektare; Situ Plawad di Serpong seluas 6,5 hektare dan, Situ Bojong di Cikupa seluas 7,6 hektare.

Situ-situ tersebut merupakan aset milik Pemprov Banten. Sedangkan pengelolaannya selama ini di bawah kendali pemerintah pusat, yakni Balai Besar Wilayah Sungai Cisadane Ciliwung, Kementerian PUPR. Situ-situ yang hilang di Kota Tangerang telah beralih fungsi menjadi permukiman. [WIS]

(Selesai. Bagian pertama dapat dilihat di sini)

Baca juga: