Sergei Krikalev: Kosmonot yang Terdampar di Luar Angkasa saat Runtuhnya Uni Soviet

Sergei Krikalev kembali ke Bumi pada 25 Maret 1992 setelah terdampar di luar angkasa. Dia tiba dalam keadaan pucat. (Sumber: National Geographic)

Misi antariksa berawak mengharuskan manusia untuk menjelajah luar angkasa dan melakukan serangkaian tugas. Setelah menyelesaikan misi, para kru tentunya akan kembali ke Bumi dan mempersiapkan diri untuk perjalanan berikutnya. Tapi apa jadinya jika seorang astronot terdampar di luar angkasa untuk waktu yang lama?

Ternyata hal ini pernah terjadi. Sergei Konstantinovich Krikalev adalah seorang kosmonot Soviet, orang pertama yang terdampar di luar angkasa saat menjalani misinya. Kepulangannya tertunda karena Uni Soviet bubar pada tahun 1991. Akibatnya, dia menghabiskan 311 hari di luar angkasa.

Krikalev lahir pada tanggal 27 Agustus 1958 di Leningrad, Uni Soviet (sekarang St. Petersburg, Rusia). Dia lulus SMA pada tahun 1975, dan pada tahun 1981 dia menerima gelar teknik mesin dari Institut Mekanik Leningrad (sekarang Universitas Teknik St. Petersburg). Ibunya ingin dia menjadi dokter, tetapi Krikalev telah tertarik untuk menjadi kosmonot sejak dia masih kecil dan bertekad untuk mengejar cita-citanya.

Setelah lulus dari universitas, Krikalev bergabung dengan NPO Energia, organisasi industri Soviet yang bertanggung jawab atas aktivitas penerbangan luar angkasa berawak. Dia menguji peralatan penerbangan, mengembangkan metode operasi, dan berpartisipasi dalam operasi kontrol darat. Ketika stasiun luar angkasa Salyut 7 gagal pada tahun 1985, Krikalev bekerja di tim misi penyelamatan, mengembangkan prosedur untuk berlabuh.

Krikalev terpilih sebagai kosmonot pada tahun 1985 dan berhasil menyelesaikan pelatihan dasarnya di tahun berikutnya. Dia lalu ditugaskan ke program Buran, pesawat ulang-alik luar angkasa Uni Soviet.

Kemudian pada awal tahun 1988, Krikalev mulai berlatih untuk penerbangan jangka panjang pertamanya di stasiun luar angkasa Mir. Dia naik pesawat luar angkasa Soyuz TM-7 dan lepas landas pada tanggal 26 November 1988. Posisinya adalah Insinyur Penerbangan, dan dia ditemani oleh Alexander Volkov selaku Komandannya dan astronot Prancis Jean-Loup Chretien.

Mereka menggantikan kru Mir sebelumnya yang terdiri dari Vladimir Titov, Musa Manarov, dan Valeri Polyakov. Krikalev menghabiskan 152 hari di stasiun luar angkasa Mir dan kembali dengan selamat ke Bumi pada tanggal 27 April 1989.

Pada tanggal 18 Mei 1991, Krikalev kembali ke Mir sebagai bagian dari kru Mir EO-9, ditemani oleh ilmuwan Soviet Anatoly Artsebarsky dan astronot pertama Inggris, Helen Sharman. Mereka lepas landas dari Pusat Antariksa Baikonur di Kazakhstan dengan misi utama melakukan beberapa perbaikan di stasiun tersebut. Setelah delapan hari mengorbit, Sharman pulang ke Bumi, meninggalkan Krikalev dan Artsebarsky.

Terdampar di Luar Angkasa

Selama berada di stasiun luar angkasa Mir, Krikalev menjalankan tugasnya dan rutin berhubungan dengan kendali misi untuk memeriksa kesehatannya, terutama tekanan darah dan detak jantungnya. Dia menghitung hari hingga dia bisa kembali ke Bumi, tidak sabar bertemu kembali dengan istri dan anaknya yang baru berumur satu tahun.

Untuk menghabiskan waktu, Krikalev sering menyetel frekuensi radio yang menghubungkannya dengan Margaret Iaquinto, seorang operator radio amatir Australia kelahiran Amerika sekaligus temannya. Iaquinto terus mengabarinya tentang apa yang terjadi di Bumi.

Suatu hari, Iaquinto melaporkan beberapa berita yang meresahkan. “Sergei, sesuatu yang buruk tengah terjadi di negaramu,” katanya.

Iaquinto menjelaskan bahwa orang-orang tidur di jalanan dan toko-toko kehabisan makanan karena hukum dan ketertiban di Uni Soviet mulai runtuh. Negara-negara republiknya pun memisahkan diri satu per satu.

Krikalev meminta konfirmasi kepada kontrol misi, tetapi yang dia dapatkan hanyalah pemberitahuan agar tidak khawatir dan tetap fokus pada misinya. Hingga suatu pagi, Krikalev menerima pesan yang tidak dapat dia abaikan dari para pengurusnya di Bumi.

“Kami tidak dapat menyembunyikan ini lagi dari Anda. Benar, semuanya runtuh di sekitar kami termasuk badan antariksa Soviet,” mereka mengumumkan. “Kami kehabisan uang, kami tidak dapat mengirim siapa pun untuk menggantikan Anda. Jadi, kami memberi Anda pilihan. Anda dapat kembali ke Bumi sesuai rencana dan meninggalkan stasiun untuk menghadapi nasib yang tidak diketahui. Atau Anda dapat bertahan selama yang diperlukan dan melindungi stasiun, pos terakhir dari kekaisaran yang runtuh.”

Pesan ini membuat Krikalev syok. Negaranya terancam runtuh. Apakah dia harus segera kembali ke Bumi untuk bertemu dengan keluarganya atau mempertaruhkan nyawanya demi melindungi sisa-sisa kejayaan Uni Soviet?

Pada bulan Juli 1991, Krikalev memutuskan untuk tetap tinggal di pesawat luar angkasa Mir sebagai teknisi penerbangan untuk kru berikutnya, yang dijadwalkan tiba pada bulan Oktober.

Ketika Uni Soviet bubar pada 26 Desember 1991, dia menghadapi situasi yang tidak pasti. Karena Kosmodrom Baikonur dan area pendaratan keduanya terletak di Kazakhstan yang baru merdeka, terdapat ketidakpastian yang besar mengenai bagaimana atau kapan Krikalev dapat kembali ke rumah. Dia juga tidak yakin siapa yang akan membiayai kepulangannya.

Akibatnya, dia menghabiskan lebih banyak waktu di orbit daripada yang direncanakan semula. Namun pada bulan Maret 1992, Krikalev akhirnya menerima berita bahwa dia akan digantikan dan dapat kembali ke Bumi.

Miisi luar angkasa gabungan Rusia-Jerman berkontribusi atas kepulangannya. Jerman membayar Kazakhstan sebesar 24 juta dollar untuk membeli tiket menggantikan Krikalev dengan astronotnya, Klaus Dietrich Flied.

Krikalev mendarat di dekat Arkalyk, Republik Kazakhstan yang merdeka, pada 25 Maret 1992. Pada saat dia mendarat, kampung halamannya Leningrad telah menjadi St. Petersburg milik Federasi Rusia. Dengan demikian, dia telah menghabiskan 311 hari di luar angkasa. Karena insiden ini, Krikalev terkadang disebut sebagai “warga negara Soviet terakhir.”

Tetap Menjelajah

Saat mendarat, Krikalev tidak dapat berdiri dan hampir tidak bisa keluar dari kapsul luar angkasa Soyuz. Tim penyelamat harus membantunya keluar. Dia pucat dan berkeringat tetapi dalam kondisi baik dan segera diselimuti mantel bulu tebal.

Krikalev butuh beberapa minggu untuk merasa normal kembali di darat, dan dia menghabiskan berbulan-bulan untuk pulih sepenuhnya. Dia didiagnosa menunjukkan tanda-tanda kerusakan fisik, seperti atrofi otot dan hilangnya kepadatan tulang. Selain itu, isolasi di luar angkasa ditambah dengan terganggunya saluran komunikasi dengan Bumi telah menambah tekanan psikologis yang dialaminya. Dia harus menjalani terapi fisik ekstensif untuk membangun kembali kekuatan otot dan menyesuaikan diri dengan tarikan gravitasi. Selain itu, dia harus menghadapi perubahan dinamika sosial dan politik di dunia pasca bubarnya Uni Soviet.

Karena menghabiskan waktu lama di luar angkasa dengan kecepatan tinggi, Krikalev juga mengalami dilatasi waktu (time dilation), yaitu perlambatan jam. Ini membuay Krikalev menjadi 0,02 detik lebih muda daripada orang lain yang lahir pada waktu yang sama dengannya.

Meski mengalami masalah kesehatan akibat terdampar di luar angkasa, Krikalev tetap menjalankan misi lainnya. Dia kembali mengorbit pada tahun 1994, mengambil bagian dalam Misi Pesawat Ulang Alik Gabungan AS-Rusia yang pertama. Dia naik pesawat luar angkasa STS-60 Discovery dan meluncur pada tanggal 3 Februari 1994 dari Kennedy Space Center (KSC), Florida. Selama penerbangan, kru Discovery melakukan berbagai macam eksperimen ilmu material, observasi bumi, dan eksperimen ilmu kehidupan.

Misi luar angkasa Krikalev berikutnya adalah STS-88 Endeavour, yang meluncur dari KSC pada tanggal 4 Desember 1998. Ini adalah misi perakitan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pertama. Saat mengorbit, kru menggabungkan modul Unity ISS dengan modul Zarya.

Krikalev dan yang lainnya melakukan tiga kali kegiatan luar kendaraan (EVA) untuk menghubungkan tali pusat dan memasang peralatan dan perangkat keras untuk EVA di masa mendatang. Kru tersebut juga melaksanakan operasi Kamera IMAX Cargo Bay dan menyebarkan dua satelit. Misi berakhir pada tanggal 15 Desember. Kru mendarat pada malam hari di KSC setelah mengorbit Bumi sebayak 185 kali dalam 283 jam dan 18 menit.

Tugas Krikalev berikutnya adalah tinggal dan bekerja di stasiun luar angkasa ISS sebagai bagian dari kru Ekspedisi-1. Dua orang yang pergi bersamanya adalah Komandan William Shepherd dan Komandan Soyuz Yuri Gidzenko. Mereka meluncur pada tanggal 31 Oktober 2000 dengan roket Soyuz dari Baikanor, Kazakhstan, tiba di stasiun ruang angkasa ISS pada 2 November, dan menghabiskan waktu empat bulan dan tujuh belas hari. Mereka kembali ke Bumi pada tanggal 21 Maret 2001.

Pada tanggal 14 April 2005, Krikalev pergi ke luar angkasa untuk keenam kalinya dengan roket Soyuz yang meluncur dari Baikonur, Kazakhstan. Sebagai komandan kru kesebelas yang menempati ISS, Ekspedisi-11, dia didampingi oleh astronot Amerika John L. Phillips.

Selama misi tersebut, Krikalev melampaui rekor total waktu di luar angkasa (sebelumnya dipegang oleh Sergei Avdeyev dengan 747,5 hari) pada tanggal 16 Agustus 2005. Saat kembali ke Kazakhstan dengan roket Soyuz pada 10 Oktober 2005, waktu kumulatifnya di luar angkasa adalah 803 hari dan 9 jam dan 39 menit, menjadi rekor dunia.

Atas pengalamannya dalam penerbangan antariksa, Krikalev memperoleh gelar Pahlawan Uni Soviet, Ordo Lenin, gelar Prancis L’Officier de la Légion d’Honneur, dan gelar baru Pahlawan Rusia. Dia juga menerima Medali Penerbangan Antariksa NASA pada tahun 1994 dan satu lagi pada tahun 1998. Sebagai tambahan, sebuah asteroid diberi nama (7469) Krikalev pada 13 April 2006. Penamaan ini merupakan bentuk penghormatan atas Krikalev.

Dalam sebuah wawancara dengan Guardian pada tahun 2015, Krikalev mengaku puas meski terdampar di luar angkasa.

“Saya merasa puas karena telah menyelesaikan pekerjaan saya dengan baik. Yang kedua adalah semacam kelegaan karena saya telah memegang tanggung jawab besar selama berbulan-bulan, katanya, seperti dikutip dari uniladtech.com. [BP]