Seni Kerajinan Perak Kotagede – Bagian 2

Foto: jamelatour.co.id

koransulindo.com – Namun, sentra perak Kotagede tak mati. Setelah kemerdekaan RI, semakin banyak saja perusahaan-perusahaan perak yang didirikan, dan yang lalu pesat berkembang. Mereka menciptakan berbagai perhiasan seperti kalung, gelang, cincin, dan anting-anting. Begitu pun berbagai dekorasi semisal miniatur bangunan dan candi, serta hiasan dinding lainnya.

Kerjasama dengan pihak luar negeri juga berkembang. Pada 1960-an, sudah banyak pengusaha perak yang mengekspor berbagai bentuk hasil kriyanya ke Malaysia, Pakistan, Arab, Romania, dan lainnya.

Era kejayaan mencapai puncaknya sekitar 1980-an dan 1990-an. Lalu, meredup pada saat krisis moneter 1998. Saat itu, harga bahan baku perak melonjak tajam, dan tak pernah turun sampai sekarang. Harganya hampir sama dengan harga emas, sementara berbeda dengan emas, nilai jual perak malah turun.

Sebagai akibat lain dari krisis moneter 1998, banyak perajin yang alih profesi. Regenerasi menjadi semakin tersendat, yang diperburuk dengan semakin banyaknya generasi muda yang tak tertarik untuk terjun ke dunia kriya perak.

Foto ilustrasi: Jatengpos

Kemunduran ini mengakibatkan banyak toko atau perusahaan kriya perak yang tutup. Karena, tak sanggup membayar ongkos produksi, sewa toko, atau membayar perajin dan pegawai tokonya. Yang masih bertahan, lebih banyak menerima pesanan saja. Tak sanggup membuat stok terlalu banyak untuk isi showroom toko.

Kalau dulu omzet sebuah toko bisa mencapai nilai puluhan juta rupiah dalam sebulan, kini hasil penjualan bisa kurang dari sepuluh juta per bulan saja sudah bersyukur. Penurunan sampai mencapai sekitar 75% dari biasanya.

Banyak sebab yang menyebabkan toko-toko kerajinan perak sepi pelanggan. Antara lain, karena membanjirnya perhiasan-perhiasan murah dari Tiongkok dan Korea. Penyebab lain adalah, karena banyak orang yang sekarang lebih suka belanja daring daripada ke toko.

Tentang belanja daring, justru sebenarnya di situlah kesempatannya. Seperti yang dilakukan oleh pemilik brand aksesoris perak Sweda, Surya Aditya, yang dengan kreatifitas dan inovasi baik di pemasaran maupun pada kriyanya sendiri, berhasil menembus pasar Amerika Serikat.

Seperti yang dilansir laman Satu Tumbuh Seribu, Sweda berhasil menarik sejumlah public figure dan musisi besar Amerika Serikat seperti OG Slick, Bone Thug N Harmony, Machine Gun Kelly, rapper Joey Bada$$, dan atlet skateboard Christian Hosoi untuk membeli produk-produk Sweda. Bahkan, brand ternama Tribal menghubungi Sweda sendiri untuk memesan produk secara langsung. [NiM]

(Selesai. Bagian pertama dapat dilihat di sini)

Baca juga: