Karena menyangkut uang yang sangat besar, banyak pihak yang terlibat dalam urusan ini. Diungkapkan lagi oleh sumber kami, setelah ada kepastian DPR meloloskan anggaran Rp 5,9 triliun untuk proyek e-KTP, Andi lalu mengumpulkan sejumlah orang dalam pertemuan yang dilakukan di Hotel Sultan dan Crown pada Juni 2010 atau satu tahun sebelum tender dilakukan oleh Kemendagri.

Mereka membicarakan dan merancang proses tender sehingga kemenangannya tidak jatuh ke pihak lain. Orang-orang yang berkumpul itu di antaranya para ahli teknologi informatika dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi dan Irman—yang baru ditetapkan sebagai tersangka itu.  Juga ada seseorang yang kemudian menjadi petinggi di konsorsium pememang tender (PNRI); orang dari distributor AFIS L1 di Indonesia yang alatnya dipakai dalam proyek e-KTP ketika itu, dan pengusaha Paulus Tanos, yang dikabarkan punya kedekatan dengan Gamawan Fauzi, yang ketika itu Menteri Dalam Negeri.

Paulus, lanjut sumber kami, punya kantor seluas 1.000 meter persegi di Pasific Place, Jakarta Selatan. Dia diajak supaya bisa ikut menalangi pembiayaan proyek e-KTP, selain lobi ke Kemendagri.

Trio Andi Narogong, Paulus Tanos, dan Irman menjadi pemegang peran sentral dalam mempersiapkan proses lelang proyek e-KTP ini. Ruko di Fatmawati menjadi tempat membuat spesifikasi peralatan yang akan dibeli pemerintah sejak 1 Juli 2010 hingga Februari 2011 atau dua pekan sebelum pengumuman lelang diumumkan pada 21 Februari 2010.

“Semua rekanan yang akan ikut tender sudah diikutsertakan di dalam tim pembuat spesifikasi agar bisa cocok dengan yang diinginkan pemerintah di kemudian hari,” katanya. Sumber kami itu juga menyebutkan tim pembuat spesifikasi itu dipimpin oleh kakak kandung Andi Narogong. Untuk keperluan, Paulus Tanos juga kemudian membeli PT Sandipala Arthaputra yang sedang dalam keadaan bangkrut seharga Rp 15 miliar dari Harry Sapto.

Kepada tempo.co, Paulus Tanhos mengakui adanya pertemuan dengan Setya Novanto. “Tapi tidak ada tentang pembahasan fee,” ujar Paulus. Sejumlah media juga memberitakan, Paulus pernah mengatakan Setya Novanto adalah otak di belakang dugaan korupsi e-KTP.