Sejarah, Kriteria dan Deretan Pemenang Puskás Award dari Masa ke Masa

Ferenc Puskas (Real Madrid)

Nama Rizky Ridho kembali mencuri perhatian publik sepak bola. Bek timnas Indonesia yang kini memperkuat Persija Jakarta itu resmi masuk dalam daftar nominasi Puskás Award 2025, sebuah penghargaan bergengsi dari FIFA untuk gol terindah dalam satu musim. Pengakuan ini menempatkan Ridho sejajar dengan para pesepak bola top dunia dan menjadi salah satu momen bersejarah bagi sepak bola Indonesia.

Gol yang mengantar Ridho masuk nominasi tercipta pada 9 Maret 2025 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, saat Persija berhadapan dengan Arema FC dalam ajang BRI Liga 1 musim 2024/2025. Pada pertandingan itu, Ridho melepaskan tembakan keras dari area tengah lapangan.

Bola melambung sempurna, melewati jangkauan Lucas Frigeri, kiper Arema FC, yang tak sempat bereaksi. Upaya tak terduga itu langsung menggetarkan stadion dan menjadi bahan perbincangan global di media sosial. Kini, momen tersebut diakui FIFA sebagai salah satu gol terbaik tahun ini.

Dalam daftar kandidat Puskás Award 2025, Ridho bersaing dengan nama-nama besar seperti Lamine Yamal dan Declan Rice. FIFA memilih total 11 gol dari berbagai kompetisi dan negara. Penggemar di seluruh dunia dapat memberikan suara melalui situs resmi FIFA, yang membuka akses voting bagi publik.

Apa Itu Puskás Award?

Puskás Award merupakan penghargaan yang diberikan FIFA kepada pemain dengan gol terindah dalam satu musim. Penghargaan ini diperkenalkan oleh Presiden FIFA saat itu, Joseph Sepp Blatter, pada 20 Oktober 2009. Nama penghargaan tersebut diambil dari Ferenc Puskás, legenda Real Madrid era 1950–1960-an, yang dikenal sebagai salah satu pemain paling produktif dalam sejarah sepak bola.

Puskás sendiri pernah didaulat Federasi Internasional Sejarah Sepak Bola & Statistik (IFFHS) sebagai pencetak gol terbaik abad ke-20 pada 1997. Ia mencatatkan 806 gol dalam 793 pertandingan, serta 86 gol pada level tim nasional sebuah rekor yang menjadikannya ikon dunia sepak bola.

Penghargaan Puskás Award pertama kali diberikan pada seremoni FIFA World Player of The Year pada 21 Desember 2009 di Swiss, dengan Cristiano Ronaldo sebagai pemenang perdana. Sejak itu, sejumlah bintang dunia terus menghiasi daftar nominasi dan pemenang, termasuk Lionel Messi yang memegang rekor nominasi terbanyak dengan tujuh kali masuk daftar.

Kriteria Penilaian Puskás Award

FIFA menetapkan beberapa kriteria khusus untuk gol yang masuk nominasi, di antaranya:

1. Gol tersebut harus merupakan gol yang benar-benar indah. Penilaian ini bersifat subjektif dan diputuskan melalui pemungutan suara serta penilaian para ahli. Rentang gol yang dihasilkan harus meliputi tendangan jarak jauh, gol tim, tendangan salto, tendangan individu, tendangan kalajengking, dan lainnya.

2. Penghargaan gol indah diberikan kepada pemain tanpa membedakan kejuaraan maupun kewarganegaraan.

3. Gol yang dihasilkan bukan merupakan hasil keberuntungan, kesalahan, atau defleksi pemain lain atau pemain yang berada dalam posisi offside.

4. Gol harus mendukung fair play, yaitu pemain tidak boleh berperilaku buruk atau misalnya pernah didakwa melakukan doping.

5. Pemain tidak boleh dinominasikan ke dalam dua gol yang berbeda.

Sejak 2009, deretan nama besar telah memenangkan penghargaan ini. Mulai dari Cristiano Ronaldo hingga Alejandro Garnacho, berikut daftar para pemenang:

2009: Cristiano Ronaldo (Manchester United)

2010: Hamit Altıntop (Turki)

2011: Neymar (Santos)

2012: Miroslav Stoch (Fenerbahçe)

2013: Zlatan Ibrahimović (Swedia)

2014: James Rodriguez (Kolombia)

2015: Wendell Lira (Goianésia)

2016: Mohd Faiz Subri (Penang FC)

2017: Olivier Giroud (Arsenal)

2018: Mohamed Salah (Liverpool)

2019: Dániel Zsóri (Debrecen)

2020: Son Heung-min (Tottenham Hotspur)

2021: Erik Lamela (Tottenham Hotspur)

2022: Marcin Oleksy (Warta Poznań)

2023: Guilherme Madruga (Botafogo-SP)

2024: Alejandro Garnacho (Manchester United)

Masuknya Rizky Ridho ke dalam daftar nominasi Puskás Award menjadi pencapaian langka bagi pesepak bola Indonesia. Gol jarak jauh yang ia lesakkan bukan hanya memperlihatkan kualitas teknik, tetapi juga keberanian mengambil keputusan pada momen krusial. Jika dukungan publik Indonesia terus mengalir melalui voting, peluang Ridho untuk membuat sejarah semakin terbuka lebar. [UN]