Sebanyak 15 RW di Jakbar Masih Zona Merah

Ilustrasi dampak wabah virus corona terhadap ekonomi/Forbes

Koran Sulindo – Sebanyak 15 Rukun Warga di Jakarta Barat masih zona merah pandemi virus corona atau Covid-19. RW yang zona merah itu diberlakukan sebagai wilayah dengan pengendalian ketat.

“Kalau di wilayah lain ada tempat umum yang dibuka, khusus di RW zona merah itu kita tunda dulu” kata Wali Kota Jakarta Barat Rustam Efendi ketika meresmikan “Kampung Merdeka Covid-19″ di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (6/6).

Rustam mengatakan, saat ini berbagai kegiatan sosial dan olah raga dalam bentuk apapun dilarang di 15 RW zona merah. Menurut Rustam, protokol kesehatan akan semakin diperketat di 15 RW yang masih dalam isolasi mandiri dan dalam pemantauan pihak terkait.

“Sarana olah raga kalau di wilayah merah tidak kita buka dulu, demikian juga kegiatan lainnya,” kata Rustam.

Rustam memastikan, pihaknya terus melototi RW yang masuk zona merah itu. “Tim kesehatan akan memantau terus karena RW itu kan pasti ada yang menderita Covid-19” ujar Rustam.

Meski demikian, Rustam masih enggan mengumumkan RW mana saja yang termasuk dalam 15 RW zona merah tersebut.

Tak Beri Izin Keramaian

Sementara, Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Audie Latuheru memastikan, pihaknya untuk sementara tidak akan mengeluarkan izin keramaian di zona merah.

“Ada 15 RW di Jakarta Barat yang ditetapkan sebagai zona merah. Kita tetap menerapkan protokol seperti yang selama ini kita terapkan selama PSBB. Jadi belum bisa kita izinkan pelaksanaan keramaian,” kata Audie.

Untuk itu, Polres Metro Jakarta Barat dan Kodim 0503 JB telah memetakan 112 titik keramaian yang akan kembali dibuka secara bertahap saat pembatasan sosial berskala besar masa transisi.

“TNI dan Polri sudah memetakan ada 112 titik di Jakarta Barat yang menjadi pusat keramaian, yang nantinya secara bertahap akan dibuka saat PSBB masa transisi,” kata Dandim 0503/JB Kolonel Kav Valian Wicaksono.

Personel TNI-Polri nantinya dikerahkan ke tempat-tempat tersebut untuk memastikan seluruh masyarakat yang berada di lokasi tersebut mematuhi protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah.

Rencananya 917 personel akan dikerahkan di masing-masing titik keramaian. Jumlah tersebut akan disesuaikan tergantung luas dan situasi lapangan.

“Itu sudah kami petakan dan ada unsur TNI dan Polri di tempat itu untuk mengawasi ketertiban masyarakat dalam protokol pencegahan Covid-19,” kata Valian.

Beberapa titik yang menjadi perhatian petugas antara lain terminal bus, halte busway, stasiun, pasar tradisional dan pasar moderen.

Jumlah personel pengawasan bisa dikurangi apabila masyarakat dinilai tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan. “Kalau sudah tertib maka akan kami kurangi secara bertahap,” ujar Valian.

Meski demikian, Valian mengatakan, pengawasan akan dilakukan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Rustam melanjutkan, PSBB masa transisi di Jakarta Barat berjalan baik. Salah satu parameternya, kata Rustam, yakni masjid-masjid yang sudah mulai melaksanakan Shalat Jumat berjamaah untuk pertama kalinya dengan tetap berpegang dan menerapkan protokol kesehatan

“Kita lihat kemarin kan banyak masjid sudah patuh seperti terapkan ‘physical distancing’ dan wajib masker,” kata Rustam.

Rustam menyebutkan, hampir seluruh masjid di Jakarta Barat sudah mulai aktif kembali selenggarakan ibadah berjamaah. Namun beberapa masjid di zona merah Covid-19 masih belum diperbolehkan untuk selenggarakan shalat berjamaah. [WIS]