Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin/CHA

Koran Sulindo – Dari beberapa Provinsi di Indonesia, Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung suara PDI Perjuangan dan Joko Widodo.

Berdasarkan data Pemilu 2014, partai berlambang banteng itu memperoleh 4.295.605 suara.

Menyeimbangkan dengan perolehan suara Jokowi di Jateng, tim pasangan capres-cawapres Nomor Urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno berencana memindahkan markas ke Jateng sebagaimana disebut Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN), Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Sudirman Said.

Menurut Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto rencana justru makin membuat semangat juang Tim Jokowi Mar’ruf Amin makin bergelora.

Hasto menyebut rencana itu bisa menjadi blunder.

“Rencana Sandi tersebut, justru menjadi blunder. Sebab seluruh elemen pendukung Jokowi-KH Maruf Amin justru semakin solid bersatu dan meningkatkan target pilpres dari 75% menjadi 80%,” kata Hasto, Senin (10/12).

Ia menegaskan membangun loyalitas pemilih bukan proses sebulan dua bulan, namun proses berkesinambungan, memenangkan hati rakyat, melalui pikiran yang positif dan kerja nyata untuk rakyat.

Hal itulah yang selama ini sudah bertahun-tahun dilakukan oleh Jokowi.

“PDI Perjuangan konsisten melakukan langkah perbaikan dan konsolidasi organisasi, melalui kaderisasi politik, pengembangan sekolah Partai, rekrutmen tokoh-tokoh pemuda mahasiswa di komunitas juang dan menegakkan disiplin dengan sanksi pemecatan bagi prlaku tindak pidana korupsi,” kata Hasto.

Di saat bersamaan, Jokowi mampu menunjukkan kepemimpinan untuk semua, dan menggelorakan martabat kebudayaan bangsa.

Prestasi kepemimpinan Jokowi yang membangun peradaban Indonesia Raya, menurut Hasto, diapresiasi sehingga dukungan masyarakat Jawa Tengah semakin solid justru ketika ada pihak-pihak yang mencoba mengganggu.

“Apa yang dilakukan tim kampanye Prabowo-Sandi tersebut hanyalah taktik politik jangka pendek akibat tidak solidnya koalisi. Itu semua pengalihan isu, atas tidak solidnya tim kampanye mereka. Mereka terapkan ilmu Sun Tzu bahwa strategi terbaik adalah menyerang,” kata dia.

“Masuk ke Jawa Tengah yang dikenal guyub dengan berbagai isu yang memecah dipastikan akan kontraproduktif,” kata Hasto.

Terkait rencana itu, Ketua DPP PDIP Jateng, Bambang Wuryanto justru mempertanyakan urgensi pemindahan markas BPN Prabowo-Sandiaga dari Jakarta ke Jawa Tengah.

Menurut Bambang Pacul, untuk merebut suara di Jawa Tengah tidak mesti memindahkan markas.

“Kalau yang dinyatakan bahwa dia menggerus suara di Jawa Tengah, menggerus suara di Jawa Tengah kan gak perlu pindah markas,” kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/12).

Bambang menyebut, mencari simpati pemilih bisa dilakukan dengan memanfaatkan majunya teknologi informasi. “Saya sudah buktikan berkali-kali.”

Bambang menilai warga Jateng sudah melek teknologi dan pemberitaan media online menjadi santapan sehari-hari.

Karena itu, ketika politisi memperhatikan Jateng lalu kabar tersebut diposting di media, tentu akan mendapat reaksi positif dari masyarakat. “Hanya buat berita betapa pentingnya Jateng,” kata dia.

Jawa Tengah merupakan salah satu lumbung suara terkuat Jokowi dan PDIP. Menjelang Pemilu 2019 ini, Cawapres Sandiaga Uno berencana memindahkan markas perjuangan Prabowo-Sandiaga ke Jawa Tengah untuk menggenjot elektabilitas di ‘kandang banteng’. Hal itu dikatakan Sandiaga merupakan strategi jitu demi menyongsong Pilpres 2019. [SAE/TGU]