Sebuah video pendek memperlihatkan para tahanan perang yang telah dipulangkan ke Ukraina bersorak. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)
Sebuah video pendek memperlihatkan para tahanan perang yang telah dipulangkan ke Ukraina bersorak. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)

Jakarta – Bagian pertama dan kedua dari pertukaran tahanan perang antara Rusia dan Ukraina telah selesai.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pertukaran yang pertama berlangsung pada Jumat (23/05/2025), di mana Ukraina telah menerima 390 orang. Angka itu mencakup 270 tentara dan 120 warga sipil.

Menurut Euro News, kepala kantor kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengatakan di antara mereka yang dipulangkan adalah tentara yang telah ditawan Rusia sejak tahun 2022.

Pertukaran yang kedua terjadi pada Sabtu (24/05/2025). Zelenskyy mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina masing-masing bertukar 307 personel militernya.

Secara keseluruhan, Rusia telah memulangkan 697 tahanan. Di antara mereka adalah para prajurit dari angkatan darat, Dinas Perbatasan Negara, dan Garda Nasional Ukraina.

Pemerintah Ukraina mengharapkan lebih banyak tahanan dibebaskan pada bagian ketiga besok.

Ukraina dan Rusia sepakat untuk menukar 1.000 tawanan perang masing-masing selama pembicaraan tatap muka di Istanbul Jumat lalu.

Itu adalah pertama kalinya kedua belah pihak bertemu secara langsung sejak minggu-minggu awal setelah Rusia melancarkan Operasi Militer Khusus terhadap Ukraina pada tahun 2022.

Zelenskyy menyebut kesepakatan untuk menukar tahanan adalah hasil terbesar dan nyata dari pertemuan di Turki.

Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengawasi penyelenggaraannya. Dinas Keamanan Negara, Dinas Keamanan Ukraina, Kementerian Dalam Negeri, Komisioner Hak Asasi Manusia Verkhovna Rada Ukraina, dan tim Kantor Zelenskyy juga terlibat.

“Kami sedang mencari tahu rincian setiap orang yang dimasukkan dalam daftar oleh pihak Rusia,” kata Zelenskyy, dikutip dari kanal Telegramnya.

Ia kembali menegaskan perlunya gencatan senjata yang lengkap dan tanpa syarat untuk menyelamatkan lebih banyak nyawa. Itu akan menyediakan dasar yang diperlukan untuk diplomasi.

“Ukraina tidak takut dengan negosiasi langsung dengan Rusia, dan penting bagi pimpinan Rusia untuk tidak memperpanjang perang.” [BP]