Rusia dan Ukraina berhasil menukar tahanan perang pada tanggal 24-26 Mei lalu. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)
Rusia dan Ukraina berhasil menukar tahanan perang pada tanggal 24-26 Mei lalu. (Sumber: @V_Zelenskiy_official)

Jakarta – Putaran kedua perundingan perdamaian langsung antara Rusia dan Ukraina berakhir tanpa terobosan besar, dan hanya kesepakatan untuk menukar lebih banyak tawanan perang.

Melansir dari BBC, negosiator Ukraina mengatakan Rusia kembali menolak “gencatan senjata tanpa syarat”, tetapi keduanya berkomitmen untuk mengembalikan jenazah 12.000 tentara.

Tim Rusia mengatakan telah mengusulkan gencatan senjata dua atau tiga hari “di area tertentu” di garis depan yang luas, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Pada perundingan hari Senin (02/06/2025), yang diadakan di Istanbul, Turki, dan berlangsung lebih dari satu jam, kedua belah pihak sepakat untuk menukar semua tawanan perang yang sakit dan terluka parah, serta mereka yang berusia di bawah 25 tahun.

Berbicara dalam jumpa pers terpisah, kepala delegasi Rusia Vladimir Medinsky mengonfirmasi semua tawanan perang yang sakit dan terluka parah, serta mereka yang berusia di bawah 25 tahun, akan dipertukarkan. Tidak disebutkan kapan hal ini akan terjadi.

Medinsky juga mengatakan Rusia akan menyerahkan jenazah 6.000 tentara Ukraina ke Kyiv minggu depan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga mengatakan pada Senin (02/06/2025) bahwa Ukraina akan mengembalikan jenazah 6.000 tentara Rusia, tetapi tidak menyebutkan kapan hal ini akan terjadi.

Dalam putaran pertama perundingan perdamaian langsung, yang diadakan pada tanggal 16 Mei, Ukraina dan Rusia gagal menjembatani perbedaan mereka tentang cara mengakhiri perang, dan hanya setuju untuk menukar 1.000 tawanan perang masing-masing.

Zelenskyy dan sekutu-sekutunya di Eropa telah berulang kali menuduh Rusia sengaja menunda negosiasi yang berarti untuk merebut lebih banyak wilayah Ukraina. [BP]