rumput-laut
Rumput Laut (foto: suara NTB)

koransulindo.com – Rumput laut merupakan sejenis ganggang yang tumbuh di laut dan juga berfungsi sebagai sumber makanan bagi kehidupan di laut. Rumput laut umumnya tumbuh di sepanjang garis pantai yang berkarang.

Juga merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang menjadi andalan dalam peningkatan produksi, meningkatkan perekonomian daerah serta kesejahteraan masyarakat pesisir. Pengembangan budidaya rumput laut secara sinergi dan simultan dilakukan untuk mendorong laut sebagai sumber ekonomi bangsa di masa depan.

“Kualitas dan kuantitas produksi rumput laut penting ditingkatkan dan mendukung laut sebagai halaman depan kita, sebagai masa depan kita dan sebagai sumber devisa untuk menggerakkan perekonomian bangsa,” itu yang disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada saat memberikan arahan pada Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Kelautan dan Perikanan Prop. Nusa Tenggara Timur di Kab. Sumba Timur.

Budidaya rumput laut saat ini dijadikan salah satu upaya dalam menanggulangi dampak diberlakukannya Permen KP No. 1 Th 2015 tentang pelarangan penangkapan kepiting, rajungan dan lobster dalam kondisi tertentu. Budidaya rumput laut juga dapat dijadikan alternatif usaha bagi nelayan penangkap kepiting dan benih lobster. Dan akan di tempatkan di sentra-sentra penangkapan kepiting dan benih lobster.

Rumput Laut Sebagai Bahan Pangan

Rumput laut atau alga menjadi salah satu produk yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia. Bangsa-bangsa di Asia Timur (Jepang dan China) dan Kekaisaran Romawi telah menggunakan tumbuhan laut ini sebagai bahan pangan dan obat-obatan sejak ribuan tahun yang lalu. Di Indonesia sendiri, rumput laut telah lama dikonsumsi oleh masyarakat, terutama di daerah pesisir. Pada umumnya, pemanfaatan rumput laut pada masa itu adalah untuk dimakan atau dikonsumsi langsung.

Rumput laut yang memiliki rasa gurih digunakan di banyak hidangan, termasuk di antaranya sushi, sup, salad, dan sebagai suplemen. Selain rasanya yang gurih, kita juga bisa menikmati aneka manfaat kesehatan dari rumput laut, yaitu: menjaga fungsi tiroid, sumber vitamin dan mineral, sebagai antioksidan, menjaga pencernaan dan kesehatan usus, menekan risiko penyakit jantung, mengurangi lemak dalam tubuh, dan seterusnya.

Rumput Laut Sebagai Sumber Ekonomi

Petani Rumput laut (foto: news.unair.ac.id)

Indonesia, dengan 6.400.000 km2 luas lautan dan 110.000 km panjang garis pantai, serta didukung iklim tropis, merupakan wilayah yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis rumput laut. Tercatat 555 jenis rumput laut dari sekitar 8000 jenis yang ada di dunia, dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia.

Sejalan dengan kebutuhan rumput laut yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri juga memenuhi kebutuhan kirim ke luar negeri. Berdasarkan data dari Kementerian Perikanan dan Kelautan, 99,73% rumput laut yang dihasilkan oleh para petani merupakan hasil dari budidaya sendiri. Hal tersebut terjadi karena faktor lokasi Indonesia yang dikelilingi oleh lautan. Sehingga memberikan potensi bisnis kelautan dan perikanan yang lebih tinggi.

Selain kebutuhan pasar yang terus meningkat, keuntungan budidaya rumput laut lainnya yang bisa dirasakan oleh masyarakat yaitu penyerapan tenaga kerja. Budidaya rumput laut tidak sesulit pekerjaan para nelayan dalam mencari tangkapan, dimana nelayan sendiri lebih banyak dilakukan oleh kaum pria. Berbeda dengan budidaya rumput laut, yang bisa dilakukan oleh semua kalangan, baik tua atau muda, laki-laki ataupun perempuan.

Metode budidaya rumput laut di lautan ada 3 cara yaitu lepas dasar, rakit apung dan metode long line. Industri rumput laut yang semakin dicari pengelola produk rumput laut, menjadi nilai ekonomis rumput laut, cukup mengiurkan. Rumput laut seperti Ucheuma cottoni merupakan salah satu jenis rumput laut merah dan berubah nama menjadi Kappaphycus alvarezii karena keraginan yang dihasilkan termasuk fraksi kappa-karaginan. Umumnya Eucheuma tumbuh dengan baik di daerah pantai terumbu. Habitat khasnya adalah daerah yang memperoleh aliran air laut yang tetap, variasi suhu harian yang kecil dan substrat batu karang mati.

Rumput laut Eucheuma mempunyai peranan penting dalam dunia perdagangan internasional sebagai penghasil ekstrak keraginan, sehingga memiliki nilai ekspor yang sangat baik. Kadar keraginan dalam setiap spesies Eucheuma berkisar antara 54 – 73 % tergantung pada jenis dan lokasi tempat tumbuhnya.

Daerah penghasil utama rumput laut di Indonesia ada di 10 daerah Pronvisi di Indonesia, yaitu: Provinsi Sulawesi Selatan, Provinsi Sulawesi Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Bali, Provinsi Gorontalo, Provinsi Maluku dan Provinsi

Saat ini, Indonesia telah menjadi salah satu produsen utama rumput laut dunia dengan produksi rumput laut basah mencapai 11,6 juta ton pada tahun 2016. Sedang produksi rumput laut dunia adalah sekitar 30 juta ton sehingga Indonesia berkontribusi hampir 40% dari total produksi rumput laut dunia (FAO, 2018). [NoE]

Baca juga: