Mencari Identitas Kepanduan

PADA 20-22 Januari 1950, Pandu Rakyat Indonesia menggelar kongres kedua di Yogyakarta. Hasil kongres ini: memberikan kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupkan kembali bekas organisasi kepanduannya. Disusul dengan Keputusan Menteri  PP dan K Nomor  2234/Kab Tertanggal 6 September 1950, Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya  organisasi kepanduan di Indonesia.

Efeknya: hingga 1950-an, jumlah organisasi kepanduan  di Indonesia lebih dari 100. Identitas keindonesiaannya kembali mundur.  Bahkan, perayaan kepanduan tahunan juga mengacu pada kelahiran Baden Powel.

Misalnya apa yang dilakukan sejumlah anak dan remaja di Bandung, yang memperingati hari kelahiran  “Bapak Kepanduan”. Pikiran Rakjat edisi  23 Februari 1951 menuliskan, segenap pandu di Kota Bandung, yaitu Pandu Rakjat, Pandu Kesatuan, serta Pandu Katholik dan Tionghoa, berkumpul pagi hari pada Kamis 22 Februari 1951 di halaman Kotapraja Bandung, mengadakan upacara penaikan bendera berkenaan dengan Hari Bapak Pandu Sedunia Baden Powell. “Sorenja di halaman tersebut para pandu berkumpul lagi mengadakan upacara penurunan bendera,” demikian ditulis koran tersebut.

Malam harinya para pandu berkumpul di Gedung Condordia. Setelah upacara dibuka para pandu puteri membuat lingkaran dengan lilin. R. Ukon dari Pandu Rakjat menjelaskan arti hari itu. Tidak hanja di Bandung tetapi di tempat lain pandu berkumpul. Setelah itu dinyanyikan lagu pandu Hort zegt ons hoort. Pertunjukan hiburan para pandu memperagakan keterampilan meloncat-loncat ke dalam lingkaran api di tengah ruangan Concordia dengan penuh keberanian.

Sebagian dari ratusan organisasi kepanduan  terhimpun dalam tiga federasi, yaitu Ipindo (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951); Poppindo (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954), dan; PKPI (Persatuan Kepanduan Putri Indonesia). Pada  1953, Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Ipindo  berhasil mengelar  Jambore Nasional I pada 10-20 Agustus 1955  di Pasar Minggu, Jakarta. Sementara  itu, Poppindo dan PKPI pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.