Koran Sulindo – Mengkritik program revolusi mental menjadi penting mengingat program tersebut tak lagi menjadi perhatian pemerintah. Itu perlu diingatkan melihat pemerintah begitu gencar membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jematan dan proyek infrastruktur lainnya.
Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono mengatakan, ia sengaja mengkritik pemerintah soal revolusi mental agar konsep dasar pembangunan manusia Indonesia dihidupkan kembali. Lewat revolusi mental, maka karakter bangsa yang beretika, bermental kuat dan berjati diri Indonesia akan bisa diwujudkan.
Gagasan revolusi mental, kata Agus, merupakan konsep pembangunan manusia yang gencar disampaikan pada kampanye pemilihan presiden pada 2014. Daalam perjalanannya, konsep tersebut tak lagi mendapat perhatian.
“Itu sebabnya saya singgung dalam orasi pada 9 Juni lalu. Semua pihak perlu saling mengingatkan bila ada program yang tidak dijalankan termasuk revolusi mental,” kata Agus seperti dikutip Kompas.com pada Jumat (14/6).
Dikatakan Agus, apapun latar belakang dan berasal dari kelompok apapun agar bisa menghadirkan gagasan dan saling mengingatkan. Apalagi saling mengingatkan itu tujuannya sangat baik. Karena itu, pemerintah hari ini tidak sekadar mengedepankan pembangunan fisik semata. Juga perlu membangun karakter bangsa.
Sesungguhnya, kata Agus, kedua program itu sangat penting dan perlu dilakukan secara bersamaan. Apalagi kedua program itu merupakan kunci utama pembangunan bangsa Indonesia. Di samping soal revolusi mental, Agus juga menyoroti daya beli masyarakat yang menurun, penaikan tarif dasar listrik, kurangnya pembukaan lapangan kerja dan derasnya tenaga kerja asing masuk Indonesia.
Berkaitan dengan revolusi mental, Agus mengatakan, ketika pemerintah saat ini berhasil membangun ribuan kilometer jalan, ratusan jembatan dan proyek infrastruktur lainnya, lantas yang perlu ditanyakan: “apa kabar revolusi mental?” [KRG]