Rasputitsa, Medan Lumpur yang Menghalangi Kemajuan Rusia di Ukraina

Tentara Wehrmacht menarik mobil melalui lumpur Rasputitsa, November 1941. (Sumber: Wikimedia Commons)

Rusia melancarkan Operasi Militer Khusus terhadap Ukraina pada 24 Februari 2022. Hingga saat ini, konflik militer tersebut belum berakhir.

Salah satu penyebab yang tidak disangka-sangka adalah keberadaan lumpur Rasputitsa di Ukraina. Istilah ini berasal dari kata rasputye yang berarti persimpangan jalan, dan telah diterjemahkan menjadi “ketika jalan tidak ada lagi”. Orang Ukraina menyebutnya bezdorizhzhya.

Rasputitsa juga dikenal oleh para sejarawan militer sebagai Lumpur Jenderal (General Mud) atau Lumpur Marsekal (Marshal Mud).

Kondisi ini sangat menyulitkan, terutama di jalan yang tidak beraspal. Ini terjadi ketika salju mencair dan semuanya berubah menjadi lumpur. Lumpur tersebut terbentuk dari tanah liat yang berat dan memiliki drainase yang buruk. Musim berlumpur kedua tiba kemudian dengan hujan musim gugur yang lebat.

Rasputitsa berdampak signifikan terhadap serangan Rusia terhadap Ukraina, menyebabkan barisan truk dan kendaraan lapis baja terjebak di jalan beraspal. Kendaraan tempur juga sering terjebak: dalam kasus ekstrim, tank-tank dapat tenggelam hingga ke kubahnya.

Lumpur yang keras kepala ini memaksa tentara Rusia meninggalkan banyak kendaraan tempur mereka, yang kemudian diambil oleh para petani Ukraina dengan traktor. Ukraina kini mengklaim memiliki lebih banyak tank daripada sebelum serangan Rusia.

Menghambat Nazi dan Napoleon Bonaparte

Rusia tahu segalanya tentang Rasputitsa, karena mereka telah memiliki pengalaman yang panjang. Merangkum dari Perang Eropa oleh P. K. Ojong, pasukan Nazi mengalami masalah yang sama ketika menginvasi Uni Soviet dalam Operasi Barbarossa tahun 1941.

Kehadiran Rasputitsa begitu parah karena sangat menghambat pergerakan peralatan tempur, pasukan, dan jalur suplai Nazi selama invasi, khususnya pada musim dingin. Hujan lebat memicu timbulnya padang lumpur sepanjang berkilo-kilo meter.

Yang paling menyulitkan bagi pasukan Jerman adalah kualitas jalan raya yang buruk. Ketika harus dilalui pada musim lumpur, jalanan ini berubah menjadi medan lumpur yang dalam dan lengket.

Memang sulit terbayangkan lumpur dapat menghancurkan pasukan setangguh tentara Jerman. Ini semua dapat kita lihat dari foto-foto dokumentasi yang sempat terekam, misalnya foto gerobak berkuda yang terjebak dalam lumpur yang nyaris setinggi kuda tersebut. Sementara itu, foto lainnya memperlihatkan peralatan tempur yang rata-rata tidak terlihat bagian rodanya karena terbenam dalam lumpur.

Melansir dari Slate, Tentara Merah melancarkan serangan balasan terhadap pasukan Nazi di dekat Moskow tanggal 5-7 Desember 1941. Serangan balasan ini segera membesar menjadi operasi ofensif di seluruh Front Timur, dari Leningrad di Laut Baltik hingga Rostov di Sungai Don dekat Laut Hitam.

Salju tebal menghambat serangan balasan Soviet selama bulan-bulan musim dingin. Pada musim semi tahun 1942, pasukan Soviet sudah tidak berdaya dan kelelahan gara-gara Rasputitsa di wilayahnya sendiri.

Seiring berlangsungnya perang di Front Timur, Tentara Merah semakin mahir dalam melakukan operasi ofensif selama musim-musim yang tidak kondusif. Rasputitsa tetap menjadi penghalang, tetapi pada tahun 1944, ketika wilayah Soviet terakhir dibebaskan, Tentara Merah telah menjadi cukup mahir dalam mengurangi masalah lumpur.

Di beberapa bagian Uni Soviet, pasukan Tentara Merah dapat membangun jalan korduroi panjang yang terbuat dari kayu gelondongan melintasi rawa dan paya. Pada tahun 1944, Tentara Merah memiliki lebih banyak truk dengan kemampuan lintas negara yang baik berkat Amerika Serikat. Studebaker yang dipasok AS dan truk-truk lainnya memiliki mobilitas lintas negara yang jauh lebih baik daripada truk-truk Soviet yang dimiliki Tentara Merah pada tahun 1941.

Rasputitsa juga memengaruhi invasi Napoleon Bonaparte ke Rusia pada tahun 1812. Awalnya, lumpur musim semi tidak menjadi masalah bagi kemajuan Prancis, karena Napoleon menunggu hingga musim panas untuk melancarkan invasinya.

Namun menunggu hingga musim panas ternyata tidak memberi banyak waktu bagi pasukan Prancis untuk menyerang Rusia sebelum musim gugur. Rasputitsa di jalanan pedesaan mempersulit fase awal mundurnya Grande Armée Napoleon dari wilayah Rusia.

Musim lumpur selalu menjadi musibah besar untuk pasukan musuh, namun bagi Uni Soviet ini semua merupakan berkah kemenangan dari alam. Kini, bertahun-tahun setelah Uni Soviet bubar, Rasputitsa mendukung Ukraina dalam menghadapi serangan pasukan Rusia. [BP]