Radikalisme Subur di Kampus karena Lemahnya Mata Kuliah Pancasila

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Tugu Yogya, Selasa (30/5)/YUK

Koran Sulindo – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menggelar aksi memperingati Hari Kesaktian Pancasila di Tugu Yogya, Selasa (30/5) sore.

Aksi itu juga dimaksudkan menuntut pemerintah memberantas radikalisme yang begitu marak di berbagai tempat,  khususnya di lembaga pendidikan. Mereka meminta pemerintah bertindak tegas terhadap segala bentuk gerakan-gerakan yang dapat memecah belah NKRI dan merongrong Pancasila, di samping memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Caranya dengan memasukkan nilai-nilai kebangsaan dan ideologi Pancasila secara massif dalam kurikulum pendidikan nasional.

“Pemerintah harus mengedepankan pendidikan kebangsaan dan harus memberantas radikalisme,” kata Nur Fatah Koordinator Forum BEM DIY.

Menurut Nur Fatah, selama ini salah satu penyebab tumbuh suburnya paham radikalisme di kampus adalah lemahnya kurikulum. Untuk itu BEM DIY meminta pemerintah mengambil langkah nyata, yakni salah satunya mengubah kurikulum dengan memperbanyak SKS mata kuliah Pancasila dan Wawasan Kebangsaan.

“Kami merasakan kurikulum di kampus tidak cukup untuk menangkal radikalisme di kampus,” katanya.

Selama ini SKS Pancasila hanya 4 saja dan mata kuliah itu di semester awal. Seharusnya Pancasila dipelajari mahasiswa secara mendalam sehingga para mahasiswa menyadari betul dasar negara Pancasila.

“Saat ini banyak mahasiswa yang tidak begitu paham tentang Pancasila dan buta sejarah berdirinya negara Indonesia,” katanya.

Mereka juga menyatakan penyebab masifnya radikalisme adalah permasalahan ekonomi masyarakat.

“Kami juga menuntut pemerintah mempercepat kesejahteraan masyarakat. Jangan hanya menindak tapi urai akar masalahnya juga yakni masalah ekonomi,” kata Nur Fatah. [YUK]