Puluhan Tewas dalam Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Jabar

Ilustrasi/Facebook

Koran Sulindo – Hujan berintensitas tinggi dan berdurasi panjang, ditambah tingginya tingkat kerentanan telah menyebabkan bencana banjir dan longsor di Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, hujan akan terus meningkat hingga puncaknya Januari 2017 mendatang. La Nina, dipole mode negatif dan hangatnya perairan laut di Indonesia menyebabkan hujan melimpah, lebih besar dari normalnya sehingga dapat memicu banjir dan longsor.

Banjir bandang kembali menerjang daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut pada Rabu (21/9/2016) pukul 01.00 Wib. Meluapnya Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri secara cepat menyebabkan banjir bandang hingga ketinggian 2 meter.

Berdasarkan data sementara dari BPBD Kabupaten Garut terdapat 8 orang tewas,  1 orang hilang, 4 orang luka berat, 26 orang luka ringan dan ratusan pengungsi.

Pencarian dan penyelamatan korban masih terus dilakukan Tim SAR gabungan dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Tagana, PMI, relawan dan masyarakat.

Ratusan pengungsi ditempatkan di kantor Korem. BPBD Provinsi Jawa Barat membantu penanganan darurat. Posko dan dapur umum telah didirikan. Bupati Garut menunjuk Dandim sebagai komandan tanggap darurat. Pendataan masih dilakukan.

Saat ini sebagian banjir sudah surut. Ini menunjukkan kondisi hulu DAS Cimanuk sudah rusak dan kritis.

Sementara itu, dalam waktu yang hampir bersamaan terjadi longsor di Desa Cimareme, Kec. Sumedang Selatan, Kab. Sumedang Provinsi Jawa Barat pada Selasa (20/9/2016) pukul 22.00 Wib. Longsor menimbun 2 unit rumah tertimbun tanah longsor. 2 orang ditemukan tewas dan diduga 2 orang masih tertimbun longsor. Pencarian korban masih terus dilakukan. [BNPB/DAS]