Puan Maharani. Foto: Indonesia Tatler

Koran Sulindo – Bulan Juni 2016 menjadi bulan yang sangat sibuk bagi Puan Maharani, baik sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, sebagai kader PDI Perjuangan, maupun sebagai ibu dan istri.

Sebagai menteri koordinator dengan wilayah kerja yang luas, Puan pun harus membagi jadwalnya dengan ketat. Apalagi, di bulan Juni 2016, negeri ini mengalami banyak musibah bencana alam.

Bulan Juni 2016 juga bertepatan dengan Romadon 1437 Hijriah. Ia pun harus membagi waktunya untuk bisa berbuka puasa bersama keluarganya, di tengah banyak undangan untuk berbuka puasa bersama.

Itu sebabnya juga, Puan mengundang teman-teman separtainya yang menjadi anggota DPR beserta keluarganya untuk berbuka puasa bersama di rumah dinasnya, di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan, 22 Juni lalu. Ia tetap ingin bersama keluarganya sendiri sekaligus terus menjalin tali silaturahmi dengan kawan separtainya beserta keluarganya.

Menurut dia, acara buka puasa bersama itu merupakan buka bersama yang paling mengayomi, karena melibatkan keluarga. “Ini yang pertama bagi para anggota fraksi dalam acara yang juga menghadirkan keluarganya. Ini langkah untuk membangun kebersamaan,” tutur Puan.

Diungkapkan pula dalam sambutannya sebagai tuan rumah, Fraksi PDI Perjuangan di DPR sekarang ini adalah fraksi yang terkuat untuk bernegosiasi, bahkan mempertahankan kebijakan-kebijakan politik. Untuk itu, Puan berharap Fraksi PDI Perjuangan terus meningkatkan soliditas dalam menjalankan knerjanya.

“Fraksi PDI Perjuangan adalah fraksi paling besar di DPR, yang memiliki 107 anggota, sehingga soliditasnya perlu dijaga dan dibangun. Saya akui juga, fraksi kita adalah fraksi yang kuat di DPR untuk bernegosiasi, bahkan mempertahankan kebijakan-kebijakan politik. Saya melihat memang ada naik-turun, namun ke depannya soliditas di antara kita semakin mengkristal,” katanya. Fraksi dan partai, tambahnya, adalah organisasi yang kekuatannya dibangun antara lain dengan soliditas dan kerja sama semua anggotanya.

Ia mengatakan hal tersebut karena, menurut pandangannya, Fraksi PDI Perjuangan di DPR sekarang ini masih belum begitu solid jika dibandingkan anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR pada periode sebelumnya. “Anggota Fraksi PDI Perjuangan, apa pun latar belakangnya, politisi, pengusaha, profesional, purnawirasan, dan sebagainya, setelah menjadi anggota legislatif harus solid serta memiliki visi dan sikap yang sama,” ujar mantan Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPR itu. Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR, lanjutnya, harus dapat bekerja secara kolektif dan tidak bekerja sendiri-sendiri.

Acara buka bersama itu juga dihadiri oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, yang tak lain adalah ibunda dari Puan Maharani, Megawati Soekarnoputri. Dalam sambutannya, Megawati membenarkan bahwa acara tersebut merupakan untuk pertama kalinya bagi Fraksi PDI Perjuangan yang berkumpul bersama dengan anggota keluarganya, dengan istri dan anak-anaknya, bahkan ada yang mebawa cucu-cucunya.

Dalam sambutannya, Megawati juga sempat bercanda bahwa dirinya menumpang buka puasa di rumah anaknya. “Pada hari ini, karena saya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan, saya numpang karena untuk buka puasa hari ini di rumah Menko Puan, anak saya. Dia bilang, ‘Mah, ikut aja, numpang makan.’,” tutur Megawati sambil tersenyum.

Selain itu, Megawati juga mengingatkan kepada anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR dan keluarganya untuk menjaga keluarganya masing-masing. Karena, keluarga adalah sel yang paling menentukan di republik tercinta ini.

“Saya sekarang ini sebagai orang yang tidak hanya ketua umum saja. Sering juga sampaikan ceramah di mana-mana. Kalau kita baca di media, kekerasan seksual terhadap anak-anak, soal narkoba, lalu saya berpikir, kenapa saya tidak berpikir untuk bicara kepada ibu-ibu di organisasi yang saya jadi ketua umumnya?” ujar Megawati lagi.

Ke depan, Megawati pun akan memastikan para istri anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR terus menjalin tali silaturahmi. Bahkan, Megawati akan mengikuti arisan mereka dan mengecek langsung, apakah nanti hanya menjadi forum ngerumpi atau menjadi wadah perjuangan. [CHA]