Tensi memanas di kawasan timur Eropa digunakan Amerika Serikat (AS) untuk menggencarkan propaganda perang melawan rencana ‘Invasi Rusia’ ke Ukraina. Rencana itu semakin menguat dengan pengiriman pasukan ke Eropa untuk menambah kekuatan North Atlantic Treaty Organization (NATO) yang dipimpin oleh AS.
Rombongan pasukan Amerika Serikat dikabarkan telah tiba di Polandia pada Sabtu (5/2). Presiden AS Joe Biden mengatakan pengerahan pasukan itu untuk memperkuat NATO di tengah ancaman Rusia yang disebut siap menyerang Ukraina.
Juru bicara tentara Polandia, Przemyslaw Lipczynski mengatakan rombongan pertama (diperkirakan 2.000 personil) telah tiba di bandara Jesionka, Polandia. “Tentara yang datang pada Sabtu baru kloter pertama, setelah ini sekitar 1.700 tentara AS lainnya juga bakal datang ke Polandia” ujar Lipczynski.
Secara keseluruhan, AS akan mengerahkan 3.000 pasukan ke negara-negara sekitar Ukraina, yaitu Jerman, Polandia, dan Rumania. Sedangkan tentara yang dikirim ke Rumania berasal dari 1.000 tentara AS yang telah berada di Jerman.
Menurut Biden kehadiran pasukan AS dibutuhkan untuk menekan pemerintah Rusia menghentikan rencana invasi ke Ukraina. “Selama [Presiden Rusia, Vladimir Putin] masih bersikap agresif, kami akan memastikan kepada sekutu-sekutu NATO kami di Eropa timur bahwa kami di sana,” ujar Biden.
Menanggapi pengiriman pasukan AS, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Alexander Grushko, mengatakan bahwa keputusan AS itu akan membuat kompromi kedua negara semakin sulit. Ia mengatakan pengerahan pasukan AS itu sebagai langkah destruktif yang meningkatkan ketegangan militer dan mengurangi pilihan untuk keputusan politik.
Situasi di kawasan Eropa mulai memanas ketika Rusia menyiagakan sekitar 100 ribu tentara di perbatasan Ukraina. AS kemudian melempar tuduhan bahwa Rusia siap menyerang Ukraina kapan pun. Atas tuduhan itu Rusia membantah dan Putin menegaskan pengiriman pasukan ke perbatasan Ukraina dilakukan karena NATO menambah kekuatan di sekitar negaranya.
Menurut Putin, AS ingin menggiring Rusia masuk ke dalam situasi perang dengan retorika-retorika mengenai Ukraina ini. “Ukraina hanya alat untuk mencapai tujuan itu,” ucap Putin.
Juru bicara Kementerian Pertahanan AS, John Kirby, memastikan bahwa negaranya tak mengirimkan pasukan untuk bertempur di Ukraina, yang bukan merupakan anggota NATO.
Namun, Putin tetap khawatir Ukraina akan masuk NATO di masa depan. Jika terjadi, maka ancaman NATO terhadap Rusia akan semakin besar.
“Coba bayangkan Ukraina merupakan anggota NATO dan memulai operasi militer ini. Apakah kami harus berperang dengan blok NATO? Apakah ada orang yang memikirkan hal ini? Sepertinya tidak,” ujar Putin, seperti dikutip Reuters. [PAR]