Koran Sulindo –Presiden Joko Widodo hari ini meresmikan Stadion Utama Gelora Bung Karno setelah mengalami renovasi sejak tahun lalu. Hujan deras mengiringi peresmian yang dilaksanakan sekitar pukul 19.00 WIB tersebut.

“Dengan Rahmat Tuhan YME, pada sore ini renovasi besar Stadion Utama Gelora Bung Karno saya nyatakan diresmikan dan dapat digunakan,” kata Jokowi saat acara peresmian, dengan membubuhkan tanda tangan di prasasti, Minggu (14/1).

Pada kesempatan tersebut Jokowi menggunakan jersey Tim Bola Indonesia berwarna merah. Usai peresmian, Jokowi yang didampingi para menteri menyaksikan pertandingan persahabatan antara Indonesia vs Islandia.

Stadion Utama Gelora Bung Karno menjalani renovasi untuk perhelatan Asian Games 2018 mendatang. Renovasi selesai tujuh bulan sebelum Asian Games berlangsung yang akan digelar bulan Agustus 2018.

Sebelum peresmian, Jokowi melalui akun Facebook miliknya mengungkapkan kebanggaan atas tuntasnya renovasi stadion yang dengan penampilan barunya sanggup menampung 80.000 penonton dengan kualitas kursi yang lebih bagus.

Kursi tersebut merupakan single seat atau satu kursi dan dapat dilipat atau flip up yang telah memenuhi standar aksesibilitas evakuasi. Setiap kursi mampu menahan beban hingga 250 kilogram dan tidak mudah ditarik untuk mencegah aksi vandalisme.

Presiden menambahkan, stadion tersebut mengikuti standar FIFA dalam aspek keamanan. Saat kondisi darurat, dalam waktu 15 menit stadion sudah bisa dikosongkan.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimulyo menyebut untuk pencahayaan Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

“Pencahayaan berkekuatan 3.500 lux atau tiga kali lebih terang dari sebelumnya. Namun karena menggunakan LED lighting system, konsumsi listrik lebih hemat hingga 50 persen dari lampu konvensional dan memiliki kualitas pencahayaan tiga kali lebih baik,” kata Basuki, Sabtu (13/1) kemarin.

Ia menyebut sistem pencahayaan terintegrasi dengan sistem tata suara yang berkekuatan hingga 80 ribu watt PMPO. Basuki menjamin, dengan tata suara SUGBK lebih baik dari sebelumnya, upacara pembukaan nanti terutama saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya akan lebih dramatis.

Ia juga menambahkan kualitas lapangan semakin baik mulai dari rumput yang digunakan merupakan rumput terbaik jenis zoysia matrella dilengkapi alat penyiram rumput otomatis hingga sistem drainase anti banjir.

“Kualitas rumput Stadion GBK juga telah mendapatkan sertifikasi internasional. Kalau rumput imitasi digunakan di Lapangan ABC untuk latihan atau pemanasan, itupun kualitas rumput imitasi terbaik,” kata Basuki.

Biaya renovasi yang harus dikeluarkan untuk merombak stadion bersejarah Indonesia itu jumlahnya mencapai Rp769,7 miliar. Renovasi stadion ini dimulai sejak Juli 2017 dengan beberapa perubahan mencolok dibuat dari segi fasilitas dan arsitektur.

Penonton pun tak harus khawatir dengan jauhnya jarak toilet. Saat ini, SUGBK memiliki 172 toilet yang tersebar di seluruh bagian stadion. Empat mushala juga tersedia di empat penjuru mata angin stadion.

Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan stadion serbaguna yang menjadi bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional.

Dengan kapasitas awal sekitar 120.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertamanya pada kuartal ketiga 1962.

Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Dengan dana sebesar itu stadion ini merupakan salah satu stadion terbesar di dunia dan menjadi satu-satunya stadion yang benar-benar berstandar internasional di Indonesia.

Stadion ini dinamai Bung Karno untuk menghormati Presiden Soekarno yang merupakan pencetus pembangunan kompleks olahraga ini. Namun dalam rangka de-Soekarnoisasi, rezim Orde Baru mengubah nama stadion tersebut menjadi Stadion Utama Senayan dengan menggunakan Keppres No. 4/1984.

Di era berakhirnya Orde Baru tahun 1998, nama stadion dikembalikan ke nama aslinya Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.(TGU)