Kelangkaan minyak goreng yang telah menjadi isu nasional akhirnya mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Presiden menyatakan akan mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah kelangkaan tersebut.
Masalah minyak goreng telah terjadi sejak paruh kedua tahun lalu, diawali dengan melonjaknya harga Crude Palm Oil (CPO) dunia hingga menebus 1.000 dolar AS. Kenaikan harga CPO itu turut mengerek harga minyak goreng dalam negeri hingga di atas 20 ribu rupiah.
“Situasi ini -minyak goreng langka di pasar- tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Pemerintah akan mengambil jalan keluar selekasnya,” tulisnya lewat akun resmi @jokowi yang diunggah pada Senin, (14/3).
Hal tersebut ia sampaikan setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ketersediaan minyak goreng di sejumlah lokasi pasar dan toko swalayan di Yogyakarta, Minggu (13/3).
Jokowi juga berjanji akan melakukan tindakan secepatnya seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung. “Presiden akan mengadakan rapat intern untuk segera memutuskan persoalan yang berkaitan dengan minyak goreng ini,” jelasnya dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Minggu (13/3).
Dalam kunjungannya ke swalayan dan pasar tradisional di Yogyakarta, Jokowi mendapati tingginya harga dan minimnya persediaan minyak goreng seperti selama ini dikeluhkan oleh masyarakat. Harga minyak dipasar bervariasi antara 14 ribu hingga 18 ribu rupiah setiap liter.
Pedagang pasar yang ditemui Presiden juga mengeluhkan sulitnya pasokan minyak goreng yang dinilai lambat. Menurut para pedagang pasokan tidak tentu kapan datang, meskipun stok yang ada sudah habis.
“Ya enggak mesti, pak. Bisa tiga hari sekali,” ucap salah satu pedagang yang ditemui Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi dikabarkan akan mengambil keputusan soal kelangkaan dan kenaikan tajam harga minyak goreng usai ia menyelesaikan acara kemah dan pertemuan dengan para tokoh adat di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. [DES]