Kini kita berada di zaman mengirim pesan semudah mengetik di layar ponsel atau melalui pesan suara. Namun, di balik kemudahan teknologi, kita sering lupa bahwa sejarah telah meninggalkan jejak yang jauh lebih abadi, bahkan sebelum tinta pertama kali dituangkan di atas kertas. Prasasti, sebagai “surat abadi” dari masa lampau, adalah bukti bagaimana nenek moyang kita berbicara dengan generasi penerusnya. Lewat prasasti, warisan sejarah terus hidup, menunggu untuk kita gali dan pelajari. Jadi, apa saja pesan yang tersimpan di dalamnya? Mari kita telusuri bersama.
Prasasti merupakan salah satu warisan budaya yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Sebagai “surat abadi,” prasasti adalah medium komunikasi dari masa lalu yang digunakan untuk menyampaikan informasi resmi, memperingati suatu peristiwa, atau memberikan perintah kerajaan. Prasasti biasanya ditulis pada batu, logam, atau media keras lainnya yang membuatnya mampu bertahan selama ratusan hingga ribuan tahun. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan tentang fungsi prasasti dan beberapa contohnya yang masih dapat kita pelajari hingga kini.
Fungsi Prasasti dalam Masa Kerajaan
Prasasti memiliki peran penting dalam masyarakat kerajaan. Banyak prasasti berisi peraturan, perintah, atau pengumuman dari raja kepada rakyatnya. Prasasti juga digunakan untuk mencatat peristiwa penting, seperti pendirian candi, kemenangan perang, atau pengangkatan raja. Selain itu, prasasti juga berfungsi untuk menunjukkan otoritas raja dan menjadi bukti kekuasaan di wilayah tertentu. Tidak sedikit juga prasasti yang mencatat donasi atau pembangunan tempat suci, serta doa kepada para dewa.
Contoh Prasasti di Indonesia
Berikut adalah beberapa prasasti terkenal di Indonesia yang menggambarkan fungsi dan keunikan masing-masing:
1. Prasasti Yupa (Kerajaan Kutai)
Lokasi: Kalimantan Timur
Abad: 4 Masehi
Isi: Prasasti ini adalah bukti tertua tentang keberadaan kerajaan di Indonesia. Ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, Yupa berisi informasi tentang Raja Mulawarman yang dikenal dermawan dan sering memberikan sedekah berupa sapi kepada para brahmana.
2. Prasasti Tugu (Kerajaan Tarumanegara)
Lokasi: Jakarta
Abad: 5 Masehi
Isi: Prasasti ini mencatat proyek penggalian saluran air Gomati dan Candrabaga yang dilakukan pada masa Raja Purnawarman. Penggalian ini bertujuan untuk irigasi dan mencegah banjir, menunjukkan kemajuan teknologi pada masa itu.
3. Prasasti Ciaruteun (Kerajaan Tarumanegara)
Lokasi: Bogor, Jawa Barat
Abad: 5 Masehi
Isi: Prasasti ini terkenal dengan jejak telapak kaki Raja Purnawarman yang dianggap sebagai simbol kekuasaan dan pengesahan wilayah.
5. Prasasti Ngantang (Kerajaan Singasari)
Lokasi: Jawa Timur
Abad: 12 Masehi
Isi: Prasasti ini mencatat pemberian tanah perdikan (tanah bebas pajak) kepada rakyat sebagai bentuk penghormatan dari raja.
Mengapa Prasasti Disebut “Surat Abadi”?
Prasasti disebut “surat abadi” karena keunikannya sebagai dokumen yang mampu bertahan melintasi waktu. Media prasasti yang terbuat dari batu atau logam membuatnya tidak mudah rusak, sehingga informasi yang terkandung di dalamnya tetap dapat diakses oleh generasi masa kini. Selain itu, prasasti juga menjadi sumber sejarah yang sangat penting, membantu kita memahami kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya di masa lalu.
Prasasti adalah pengingat bahwa peradaban masa lalu di Indonesia memiliki tingkat kecanggihan yang luar biasa dalam berkomunikasi dan mencatat sejarah. Warisan ini terus menjadi inspirasi dan pembelajaran bagi kita untuk menjaga identitas dan keberagaman budaya bangsa. [UN]