Posko Pemenangan Jokowi Bravo 5 Mulai Bergerak dari Banten

Ilustrasi/istimewa

Koran Sulindo -Posko Pemenangan Joko Widodo (Jokowi) Bravo 5 pada pemilihan presiden 2019 mendatang mulai bergerak dari Provinsi Banten, dengan peresmian kantor sekretariat.

Ketua Umum Bravo 5 pusat, Jendral (Purn) Fahrul Razi menjelaskan, Sekertariat Bravo 5 Banten, merupakan posko pertama yang diresmikan untuk pemenangan Jokowi di Pilpres 2019 mendatang.

“Meskipun Pilpres masih setahun lagi, namun posko pemenangan Joko Widodo (Jokowi) mulai bergerak. Salah satunya di Provinsi Banten ini,” kata Fahrul, di Banten, Selasa (27/2/2018), seperti dikutip wartabanten.id.

Dalam Pilpres 2014, sesuai hasil rekapitulasi suara nasional Komisi Pemilihan Umum pada 22 Juli 2014, di 8 KPU kabupaten/kota se-Banten, pasangan nomor urut 1 Prabowo-Hatta menang telak dengan total raihan suara 3.282.216 suara (56,96 persen). Sementara Jokowi-JK hanya meraih 2.480.072 suara (43,04 persen).

Dari 8 kabupaten atau kota, Prabowo-Hatta unggul di 7 daerah, sementara Jokowi-JK hanya menang di satu daerah.

Satu-satunya daerah di Provinsi Banten yang dimenangkan Jokowi-JK adalah Kota Tangerang Selatan dengan meraih 352.780 suara(51,70 persen). Sedangkan Prabowo-Hatta mengumpulkan 329.596 suara (48,30 persen).

Menurut Fahrul, setelah mengevaluasi kinerja Jokowi selama hampir 3 tahun, Bravo 5 memutuskan mendukung Jokowi sebagai Presiden RI dua periode.

“Kami sudah bersahabat lama dengan pak Jokowi, sehingga kami tahu kalau beliau itu orang baik, dan sudah banyak keberhasilan yang diraihnya, sehingga kami sepakat untuk merapatkan barisan mendukung pak Jokowi dua periode,” kata Fahrul.

Sementara itu Ketua Umum Bravo 5 Banten, H.M. Irsyad Djuwaeli, mengatakan Sekretariat Bravo 5 Banten, akan menjadi pusat sosialisasi dan pemenangan Jokowi di provinsi itu.

“Masyarakat dibuka pikirannya dan hatinya agar Jokowi diberi kesempatan dua periode. Karena itu, saya orang Banten menilai positif Jokowi,” kata Irsyad.

Tim Sukses

Bravo 5 dibentuk pada awal pencapresan Jokowi 2014 lalu. Awalnya digagas untuk menangkal kampanye hitam menyangkut isu SARA yang diarahkan kepada Jokowi. Tim pusat terdiri atas lima orang, antara lain mantan Menteri Luar Negeri dan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Alwi Shihab dan Jendral TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan.

Mereka pada 2014 lalu melakukan kampanye politik ke seluruh Indonesia, dengan fokus ke pesantren-pesantren.

Menangkal kampanye hitam yang mengusung sentimen agama itu dinilai penting karena juga untuk menjaga keutuhan bangsa dari potensi perpecahan karena isu agama. [DAS]