Polri: Isu Agama Masih akan Digunakan pada Pilkada 2018

Ilustrasi/bbc.co.uk

Koran Sulindo – Polri memperkirakan masih akan ada calon pemimpin daerah yang menggunakan isu agama sebagai alat kampanye hitam pada Pilkada 2018.

“Kemungkinan isu itu masih akan digunakan,” kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (15/12), seperti dikutip antaranews.com.

Menurut Setyo, jumlah warga Indonesia yang berpendidikan dan memiliki kematangan demokrasi masih sedikit.

“Masyarakat terdidik yang betul-betul memahami demokrasi hanya sekitar 30 persen,” katanya.

Selain itu, media sosial juga sangat berpengaruh dalam menggiring opini masyarakat.

Pilkada Serentak 2018 akan dilaksanakan pada 27 Juni 2018 di 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Tahapan Pilkada Serentak 2018 telah dimulai 10 bulan sebelum hari pencoblosan yakni sejak Agustus 2017.

Dalam mengawal pelaksanaan Pilkada Serentak 2018, jumlah anggota Polri yang dlibatkan mencapai 171.507 orang, 36.968 anggota TNI dan 756.470 personel linmas.

Karena Ada Contoh

Sementara itu pengamat komunikasi politik Hendri Satrio juga memperkirakan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) akan digunakan sebagai strategi pemenangan dalam Pilkada 2018.

“Karena sudah ada contohnya, saya yakin isu SARA akan digunakan lagi,” katanya.

Isu SARA masih mampu menarik perhatian pemilih karena iklim politik di Indonesia masih belum dewasa.

“Selama kita belum dewasa secara politik, kita akan begitu. Jadi, toleransi hanya di mulut saja,” kata Hendri. [DAS]