Jadikanlah Konferensi Asia-Afrika ini suatu sukses yang besar! Jadikanlah prinsip “Hidup dan membiarkan hidup” serta semboyan “Persatuan dalam kemacam-ragaman” kekuatan yang mempersatukan, yang membawa kita bergabung menjadi satu! Carilah dalam perbincangan yang bersifat persaudaraan dan bebas, jalan dan cara yang dapat menjamin kemungkinan bagi masing-masing untuk menjalani hidupnya, dengan caranya sendiri, dalam harmoni dan suasana damai!
Jika kita berhasil berbuat demikian, pengaruhnya atas kebebasan, kemerdekaan, dan kesejahteraan hidup manusia akan besar bagi dunia seluruhnya. Maka nyala saling-mengerti telah dinyalakan lagi, saka kerja sama didirikan kembali. Kemungkinan berhasilnya Konferensi ini telah dibuktikan dengan kehadiran Tuan-tuan sekalian di sini sekarang ini. Kitalah yang barus memberikan kepadanya kekuatan, memberikan kepadanya kekuasaan ilham, — untuk menyiarkan pesannya ke segala penjuru di dunia.
Kegagalan akan berarti bahwa nyala saling-mengerti, yang tampaknya terbit di Timur — nyala yang menjadi titik pandangan semua agama besar yang lahir di sini di masa yang lampau — kabur lagi oleh awan yang bengis sebelum manusia mendapat manfaat dari sinarnya yang hangat.
Tetapi, baiklah kita penuh harapan dan marilah kita penuh kepercayaan. Sangat banyak persamaan di antara kita.
Dipandang secara relatif, kita semua yang kini berkumpul di sini adalah tetangga. Hampir semua di antara kita terikat oleh pcngalaman yang sama, pengalaman penjajahan. Banyak di antara kita yang agamanya sama. Banyak di antara kita yang mempunyai dasar kobudayaan yang sama. Banyak di antara kita, yang disebut dengan istilah “bangsa-bangsa yang terkebelakang” mempunyai persoalan-persoalan ekonomi yang kurang lebih serupa, sehingga masing-masing bisa mengambil faedah dari pengalaman dan bantuan yang lain. Dan saya kira dapat saya katakan bahwa kita semua menjunjung tinggi cita-cita kemerdekaan nasional dan kebebasan. Ya, banyak hal-hal yang sama di antara kita. Tetapi alangkah sedikit sekali kita saling mengetahui tentang keadaan masing-masing.
Kalau Konferensi ini berhasil membuat bangsa-bangsa Timur, yang wakil-wakilnya berkumpul di sini, menjadi lebih saling mengerti sedikit, lebih saling menghargai sedikit, lebih saling menaruh simpati masalah-masalah masing-masing sedikit — kalau hal-hal itu terjadi, maka, barang tentu Konferensi ini ada faedahnya, di samping hasil-hasil lain yang dicapainya. Tetapi saya mengharapkan bahwa Konferensi ini akan memberikan lebih daripada saling mengerti belaka, dan goodwill belaka, — saya harap bahwa ia akan membuktikan kekeliruan dan menunjukkan kebohongan kata-kata yang diucapkan oleh seorang diplomat negeri asing yang jauh dari sini: “Kami akan mengubah Konferensi Asia-Afrika ini menjadi pertemuan minum teh di petang hari”. Saya berharap Konferensi ini akan menegaskan kenyataan, bahwa kita pemimpin-pemimpin Asia dan Afrika mengerti bahwa Asia dan Afrika hanya dapat menjadi sejahtera, apabila mereka bersatu dan bahkan keamanan seluruh dunia tanpa persatuan Asia-Afrika tidak akan terjamin. Saya harap Konferensi ini akan memberikan pedoman kepada umat manusia, akan menunjukkan kepada umat manusia jalan yang harus ditempuhnya untuk mencapai keselamatan dan perdamaian. Saya berharap bahwa akan menjadi kenyataan bahwa Asia dan Afrika telah lahir kembali. Ya, lebih dari itu bahwa Asia baru dan Afrika baru telah lahir!
Tugas kita pertama-tama ialah mencari saling mengerti antara kita; dan dari pengertian itu akan timbul sikap saling menghargai, dan dari penghargaan itu akan terselenggara aksi bersama. Kenangkanlah perkataan salah satu daripada putera Asia yang terbesar: “Bicara adalah mudah. Berbuat adalah sukar. Mengerti adalah paling sukar. Sekali orang mengerti, tindakan menjadi mudah”.
Saya sampai pada akhir pidato saya. Insya Allah, berhasillah permusyawaratan Tuan-tuan dan semoga kebijaksanaan Tuan-tuan akan mencetuskan nyala yang terang dari persentuhan batu api-batu api keadaan dewasa ini yang keras itu.
Tidak usahlah kita mengutuki masa yang silam, mari kita tujukan pandangan mata kita dengan tegas ke arah masa depan. Marilah kita kenangkan bahwa tiada rahmat Tuhan begitu manis seperti Hidup dan Merdeka: Marilah kita kenangkan bahwa martabat segenap umat manusia akan turun selama masih ada bangsa-bangsa atau bagian dari bangsa-bangsa yang tidak merdeka. Marilah kita kenangkan, bahwa tujuan manusia yang tertinggi ialah: pembebasan manusia dari belenggu ketakutannya, dari belenggu yang menurunkan derajatnya, dari belenggu kemiskinannya, — pembebasan manusia dari ikatan-ikatan jasmani, rohani, dan intelektual yang telah terlalu lama menghalang-halangi kemajuan sebagian dari umat manusia.
Dan marilah kita kenangkan, Saudara-saudara, bahwa untuk hal ini semuanya, kita bangsa-bangsa Asia dan Afrika harus bersatu.
Sebagai Presiden Republik Indonesia, dan atas nama delapan puluh juta rakyat Indonesia, saya mengucapkan selamat datang kepada Tuan-tuan sekalian atas kedatangan Tuan-tuan di negeri ini. Saya menyatakan Konferensi ini dibuka, dan saya berdoa semoga rahmat Tuhan mengiringinya dan mudah-mudahan perundingan-perundingannya akan membawa manfaat bagi bangsa-bangsa Asia dan Afrika, dan bagi rakyat segala bangsa.
Bismillah!
Selamat bekerja!
[TGU]