Petunjuk Baru: Seorang Pilot yang Tak Bertugas Pernah Selamatkan Lion Air JT-610

Ilustrasi pesawat Lion Air [Foto: Istimewa]

Koran Sulindo – Misteri penyebab jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 di Perairan Karawang pada akhir Oktober tahun lalu kini mulai terungkap sedikit demi sedikit. Pesawat Boeing jenis 737-MAX-8 itu sehari sebelumnya juga mengalami situasi yang sama.

Akan tetapi, seorang pilot yang cuti kebetulan berada di pesawat tersebut. Ia berada di kokpit. Pilot yang cuti itu berhasil mendiagnosis masalah yang sedang dihadapi kru pesawat. Ia memberi tahu kepada kru bagaimana menonaktifkan sistem kontrol penerbangan yang tidak berfungsi.

Karena diagnosisnya itu, kru pesawat mampu menyelamatkan pesawat. Besok harinya, di bawah kru yang berbeda, pesawat menghadapi masalah yang sama. Karena tidak ada yang mampu mendiagnosis masalah, pesawat Lion Air itu dengan kecepatan tinggi menabrak Laut Jawa sehingga menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 189 orang.

Ini disebut sebagai petunjuk baru dalam misteri penyebab jatuhnya Lion Air jenis 737-MAX-8 itu. Sebuah kerusakan yang bisa dicegah, namun di penerbangan yang lain justru kru pesawat tak mampu mengendalikan pesawat dan akhirnya jatuh.

Seperti yang diberitakan Straits Times pada Rabu (20/3), keberadaan pilot dalam kokpit yang mampu menyelamatkan pesawat JT-610 itu sama sekali tidak dimuat dalam laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang dirilis pertama kali pada 28 November 2018. Juga hal itu belum pernah dilaporkan sebelumnya.

Pilot yang sedang cuti itu mengatakan kepada kru agar mematikan aliran listrik ke motor yang menggerakkan hidung pesawat. Menurut para penyelidik, apa yang didiagnosis pilot itu seharusnya sudah dihapal semua pilot.

Menanggapi petunjuk baru ini, juru bicara Lion Air Danang Prihantoro mengatakan, pihaknya telah menyerahkan semua data dan informasi kepada KNKT. Karena itu, ia menolak untuk mengomentari tentang petunjuk baru ini.

Dalam laporan KNKT disebutkan pesawat Lion Air tersebut telah mengalami kegagalan penerbangan beberapa kali. Dan itu sama sekali belum diperbaiki dengan baik. Perwakilan Boeing dan KNKT juga menolak mengomentari tentang petunjuk baru ini.

Penyelidik telah menyelidiki penyebab kecelakaan Lion Air pada 29 Oktober tahun lalu dan hanya berselang 5 bulan juga terjadi untuk Ethiopia Airlines. Karena dua kecelakaan ini, pemerintah AS untuk sementara melarang penerbangan untuk jenis 737-MAX-8. Pertanyaannya pun muncul: bagaimana pesawat tersebut bisa lolos sertifikasi laik terbang? [KRG]