Pantai Seger Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di bawah pengelolaan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), menjadi saksi kegembiraan ribuan warga dan wisatawan pada Festival Pesona Bau Nyale 2024, yang berlangsung dengan meriah di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, pada Jumat (1/3/2024). Festival ini menampilkan tradisi menarik dalam budaya khas masyarakat Sasak di Lombok, yaitu mengumpulkan Nyale atau cacing laut warna-warni.
Masyarakat dengan antusias berduyun-duyun menuju laut, membawa peralatan seperti sorok (jaring), ember, dan senter untuk menangkap Nyale yang muncul setahun sekali di beberapa lokasi tertentu di pantai selatan Lombok. Festival Pesona Bau Nyale bukan hanya sekadar tradisi turun temurun, tetapi juga telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya masyarakat setempat.
Dalam bahasa setempat, “Bau” berarti menangkap, sedangkan “Nyale” adalah sejenis cacing laut yang menjadi bintang utama dalam festival ini. Pada festival ini, masyarakat memadati pantai dengan harapan dapat mengumpulkan Nyale yang memiliki warna-warni yang memukau. Keberadaan Nyale ini bukan hanya menarik perhatian warga lokal, tetapi juga memikat hati para wisatawan yang datang dari berbagai penjuru.
Tradisi menangkap Nyale bukan hanya sekadar kegiatan untuk mengisi waktu luang, namun juga dianggap sebagai bentuk perwujudan kecintaan dan kebanggaan akan kekayaan laut yang dimiliki. Para peserta festival berbondong-bondong membawa peralatan untuk menangkap Nyale, menciptakan pemandangan yang penuh semangat dan kegembiraan.
Melalui Festival Pesona Bau Nyale, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke daerah ini. KEK Mandalika, yang dikelola oleh ITDC, diharapkan menjadi lebih dikenal melalui tradisi unik ini dan menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Keberhasilan festival ini juga diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan memberikan peluang bagi masyarakat setempat dalam sektor pariwisata.
Festival Pesona Bau Nyale 2024 tidak hanya sekadar merayakan tradisi lokal, tetapi juga membuka pintu bagi dunia untuk mengenal lebih dekat kekayaan budaya dan alam Indonesia, khususnya di wilayah KEK Mandalika. Keberadaan Nyale yang muncul sekali dalam setahun menjadi momen istimewa yang dapat menghubungkan masyarakat setempat dengan wisatawan dari berbagai belahan dunia. Dengan semangat yang membara, festival ini menjadi simbol harapan untuk masa depan yang lebih cerah, di mana kekayaan alam dan budaya dapat terus dijaga dan dihargai oleh generasi mendatang. [UN]