Koran Sulindo – Kunjungan para calon kepala daerah dari PDI Perjuangan ke makam Bung Karno di Blitar tidak bisa ditafsirkan sekadar nyekar. Dari sudut pandang politis, kunjungan tersebut ingin mengingatkan para calon kepala daerah itu untuk mewujudkan Trisakti – konsepsi Bung Karno – ketika memimpin nanti.
“Termasuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok,” kata Wakil Sekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah yang ikut dalam rombongan yang dipimpin Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Entah mengapa Basarah menekankan nama Ahok. Ia tidak menjelaskannya. Mungkinkah ini terkait dengan sepak terjang Ahok yang selama ini kerap menggusur orang miskin di Jakarta?
Tradisi nyekar ini, tidak hanya bagi orang awam. Tapi, juga telah dilakukan Megawati sejak dulu. Sebelumnya, Joko Widodo juga melakukan ziarah ke makam Bung Karno ketika mencalonkan diri sebagai presiden pada 2014. Maka, dalam pemilihan kepala daerah serentak pada 2017, para calon kepala daerah juga diajak Megawati nyekar ke makam si “Bung Besar” di Kota Blitar, Jawa Timur pada 10 Oktober 2016.
Adapun rombongan para calon kepala daerah itu antara lain Ahok-Djarot Saiful Hidayat (cagub dan cawagub DKI Jakarta), Rano Karno-Embay Mulya (Banten), Hana Hasanah (puteri Fadel Muhammad)-Tony Yunus (Gorontalo), Rustam-Irwansyah (Baka Belitung), dan Ali Baal Masdar (Sulawesi Barat).
Selain para pimpinan teras PDI Perjuangan, dalam rombongan juga hadir beberapa kepala daerah se-Jawa Timur yang berasal dari partai berlambang banteng itu. Semisal, Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya, dan wakilnya, Wisnu Sakti Buana; Edi Rumpoko, Wali Kota Batu; Syahri Mulyo, Bupati Tulungagung; Samanhudi, Wali Kota Blitar; dan wakilnya, Santoso; dan M Rijanto, Bupati Blitar.
Rombongan tiba di makam Bung Karno pada siang hari. Warga sekitar menunggu kedatangan rombongan, namun tak bisa mendekat karena Megawati dan rombongan langsung masuk ke makam. Setelah 15 menit berdoa di makam, Megawati dan para calon kepala daerah menabur bunga di atas pusara Bung Karno.
Setelah itu, Megawati mengajak Ahok, Djarot untuk mengobrol di sebelah utara makam. Megawati pada umumnya memakai tempat itu untuk mengobrol dengan para calon kepala daerah. Juga di tempat yang sama dihabiskan Megawati bersama Jokowi ketika menjadi calon presiden 2014.
Kepada Ahok, Megawati mengatakan: “Pak Basuki, makam ayah saya ini, dulu yang merenovasi ya Djarot itu.”
Seusai ziarah dan keluar dari makam, Ahok mengatakan, sebenarnya gagasan nyekar ini sebelumnya sudah dirancang bersama dengan Djarot. Tujuannya untuk mengetahui kondisi Kota Blitar – dimana dulu Djarot – menjadi wali kotanya. Akan tetapi, rencana itu diketahui Megawati sehingga diajak nyekar bareng.
Kedatangannya ini pun dipastikan tanpa niatan politis kecuali ingin menghargai jasa presiden pertama Indonesia tersebut. Karena itu, nyekar ini sama sekali tidak terkait dengan pencalonannya sebagai gubernur DKI Jakarta. Kedatangan Ahok di makam Bung Karno lalu membetot perhatian masyarakat. Ketika keluar dari makam, warga lantas berebut bersalaman dengan Ahok. Sedangkan, anak-anak muda meminta foto bersama dengan Ahok. (KRG)