Koran Sulindo – Serangan udara Arab Saudi yang didukung Amerika menghantam sebuah pesta pernikahan di Yaman menewaskan 20 orang dan melukai puluhan yang lain.
Mempelai pria termasuk di antara mereka yang terluka parah akibat serangan itu.
Seorang pejabat Yaman mengatakan, serangan udara Saudi itu menerjang sebuah desa terpencil di barat laut Yaman tempat di mana mereka tengah merayakan pernikahan salah satu warganya.
Setelah serangan, foto dan video online yang diposting di internet menunjukkan korban-korban dengan tubuh hancur atau hangus akibat serangan itu.
Salah satu video yang dibagikan secara luas menunjukkan seorang anak laki-laki menggenggam baju ayahnya yang sudah meninggal, sambil menangis “Tidak, tidak, tidak.”
Kepala Kantor Kesehatan Hajah, tempat serangan udara itu terjadi menyebut serangan udara menghantam sebuah pernikahan Minggu malam, menewaskan sedikitnya 21 orang dan melukai lebih dari 50 orang lainnya.
Banyak anak-anak dan perempuan di antara mereka yang meninggal atau terluka.
Para penyelamat selain harus berjuang keras mencapai lokasi karena medan yang berat, mereka juga mengkhawatirkan serangan lanjutan karena jet-jet tempur Saudi masih terbang di udara.
Seorang fotografer Yaman, Eissa al-Rajihi mengatakan telah mengunjungi rumah sakit tempat para korban dirawat menemukan banyak dari anak-anak itu kehilangan anggota badan mereka. Ia juga mencatat sedikitnya 17 terluka akibat serangan itu.
Eissa juga menyebut pengantin pria dipenuhi pecahan peluru yang tersebar di seluruh tubuhnya. “Dia tidak bisa berkata apa-apa dan berada dalam kondisi psikologis yang buruk karena beberapa kerabatnya terbunuh,” kata Rajihi.
Saudi dan anteknya yang paling setia Uni Emirat Arab serta didukung Inggris dan Amerika Serikat, telah membom Yaman dalam tiga tahun terakhir untuk menyingkirkan kelompok pemberontak pro-Iran, Houthi dari ibukota, Sana.
Sejuah ini mereka gagal menginstall pemerintahan boneka yang mendukung mereka dan ‘diakui’ dunia internasional.
Bagaimanapun, perang saudara di Yaman menjadi bagian yang lebih besar dari persaingan sengit antara geng monarki Sunni di Saudi, dan para penguasa Syiah di Iran.
Konflik di Yaman sejauh ini telah menewaskan 10.000 orang dan membuat jutaan orang mengungsi. PBB menyebut dampak perang di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia .
Yaman adalah negara termiskin di wilayah Arab.
Pejabat dari koalisi yang dipimpin Saudi sampai saat ini belum memberikan keterangan apapun terkait serangan udara itu, namun salah seorang dari mereka mengatakan kepada Reuters bahwa berjanji akan menyelidiki insiden itu dan menindaklanjuti secara ‘sangat serius’.
Sebelumnya, PBB telah berulang kali mengkritik Saudi dan sekutu-sekutunya atas serangan serampangan yang menyasar pasar atau pernikahan warga.
Monarki Sunni itu juga menuai kecaman sengit karena memaksakan blokade ekonomi yang memperparah krisis kemanusiaan.
Di sisi lain, mengabaikan seruan internasional AS dan Inggris tetap senjata senilai jutaan dolar senjata kepada Saudi dan UEA yang sebagian besar digunakan di Yaman.
Orang-orang Saudi menyalahkan Houthi dengan mengatakan pejuanganya selalu bersembunyi di antara warga sipil. Mereka juga mengklain telah menggelontorkan uang jutaan dolar ke Yaman untuk membantu krisis kemanusiaan.[TGU]