Koran Sulindo – Inggris akan mengupayakan adanya aliansi keamanan bersama antara Inggris dengan Uni Eropa (UE) setelah keluarnya Inggris dari UE (Brexit). Demikian diungkapkan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Menurut dia, akan ada efek global yang signifikan bila ide itu tak disetujui.
Pada Konferensi Keamanan di Munich, Jerman, May kembali meyakinkan para pembuat ketentuan keamanan dan luar negeri UE untuk berkomitmen dalam aspek keamanan bersama Inggris. ”Keamanan Eropa adalah keamanan kita bersama dan Inggris berkomitmen untuk menjaga itu, tanpa syarat,” kata May, seperti dikutip Associated Press, Sabtu (17/2).
Inggris sudah mengusulkan kesepakatan keamanan lebih luas ke UE untuk memastikan pertukaran informasi dan penegakan hukum bersama tetap berjalan setelah Brexit, yang mulai efektif pada Maret 2019 mendatang. Kesepakatan bersama UE tersebut akan memungkinkan Inggris tetap menjadi anggota kepolisian bersama UE, Europol. Inggris juga tetap dapat menggunakan ketentuan penahanan yang berlaku di Eropa, yang memungkinkan Inggris bisa cepat melakukan ekstradisi pihak-pihak yang mencurigakan.
Kendati begitu, belum diketahui jelas kerangka legal apa yang akan menjadi dasar kesepakatan itu. Karena, Inggris telah menyatakan akan meninggalkan yurisdiksi Pengadilan Eropa.
May juga menyatakan, tantangan kedua pihak saat ini adalah membentuk kemitraan yang kuat dan khusus agar kerja sama keduanya bisa tetap berlanjut. ”Ini tidak bisa dilakukan saat kita membiarkan ada kompetisi, restriksi instirusi yang kaku, dan ideologi statis yang menghalagi kerja sama dan perlindungan terhadap warga kita,” tutur May.
Lebih lanjut May menjelaskan, Inggris dan UE harus melakukan praktik terbaik dan sepragmatis apa pun untuk memastikan keamanan bersama. Ia pun mengingatkan, tak ada pengaturan keamanan bersama di antara 28 negara anggota UE. Sama seperti perdagangan yang tak punya alasan operasional legal tapi tetap bisa dikerjasamakan, May melihat hal serupa harusnya juga berlaku untuk urusan keamanan.
Tapi, jika prioritas keamanan bersama ini terhambat hanya karena status anggota dan non-anggota UE, May mengatakan itu adalah doktrin politik yang akan menghancurkan dunia dan berdampak nyata terhadap keamanan masyarakat Eropa. Dalam pandangan May, kerja sama keamanan yang baru di antara kedua pihak nantinya harus saling menghormati.
Setelah pidato May, penyelenggara konferensi Wolfgang Ischinger menyatakan, jika May ingin ada kerja sama seperti itu, sebaiknya Inggris tetap bertahan di UE. May pun segera menjawab: Brexit sedang berlangsung. ”Tak ada pertanyaan atau referendum kedua atau jalan kembali,” ujar May. [RAF]