Koran Sulindo – Penyiar televisi Republik Demokratik Rakyat Korea (Korea Utara) yang dikenal dengan gaya eksentriknya memuji pertemua bersejarah antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Ri Chun Hee, demikian nama penyiar berita itu menyebutkan, pertemuan tersebut memontum sejarah baru.
“Pemimpin besar partai, bangsa dan militer kami, Kim Jong Un membuat pernyataan bersama dengan Presiden AS,” kata Ri dengan berpakaian tradisional Korea seperti dikutip Channel News Asia pada Kamis (14/6).
Ri benar, pertemuan Kim Jong Unda dan Trum di Singapura pada Selasa lalu merupakan pertemuan pertama pemimpin kedua negara sejak 1953. Beberapa tahun terakhir, Ri punya peran penting dalam menyampaikan informasi kepada rakyat Korea Utara terutama dalam hal uji coba nuklir dan rudal balistik negeri itu.
Pada akhir tahun lalu, misalnya, ia mengumumkan uji coba atas apa yang disebutnya sebagai bom hidrogen mendulang “kesuksesan sempurna”. Ia juga menyiarkan berita atas uji coba rudal balistik antar-benua yang dapat menjangkau militer AS di mana saja.
Jika dalam beberapa tahun terakhir, ia acap mengumumkan tentang uji coba nuklir dan rudal Korea Utara, sejak tahun ini berita yang dibawakan Ri agak lebih lembut dan terkesan mengurangi ketegangan di Semenanjung Korea. Semisal, ia membawakan berita tentang pertemuan tingkat tinggi pertama antara Korea Utara dan Korea Selatan pada April lalu. Lalu, memberitakan kesuksesan pertemuan antara Kim Jong Un dan Trump.
Seorang warga Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan Ahn Chan Il mengatakan, pemimpin tertinggi Korea Utara mengharga Ri karena karakteristiknya dalam memberitakan berita. Karena itu, agak sulit mencari penggantinya, terlebih Kim Jong Un menjulukinya sebagai “harta karun” Korea Utara.
Ri, demikian Ahn Chan Il, akan segera menyiarkan berita sekalipun pemimpin Korea Utara misalnya mengatakan bersiap-siap untuk revolusi. Ri sebagai pembawa berita mulai dikenal ketika mengumumkan kematian bapak bangsa Korea Utara Kim Il Sung sambil menangis pada 1994.
Pun ketika penerus Kim Il Sung yakni Kim Jong Il meninggal pada 2011, Ri yang mengenakan pakaian berwarna hitam dengan suara bergetar menyiarkan berita tentang kematian ayah dari Kim Jong Un itu. Ri memang dinyatakan telah pensiun pada 2012, namun ia sesekali masih mengudara terutama ketika ada peristiwa besar yang perlu diberitakan.
Sementara itu, warga Korea Selatan punya persepsi sendiri atas sosok Ri. Warga Korea Selatan menggambarkannya dengan sesuatu yang “negatif”, bahkan warga “takut” terhadap sosok Ri. Warga Korsel merasa tidak nyaman setiap melihat Ri menyiarkan berita. [KRG]