Pengaturan Arus Mudik Masih Bermasalah

Upaya pemerintah mengatur arus mudik masih terkendala meski sudah disiapkan jauh hari. Penerapan kontra flow, buka tutup, genap ganjil maupun one way belum mampu mengurai kemacetan.

Tingginya arus kendaraan mudik disebut sebagai kendala tersendiri dalam pengaturan lalu lintas mudik. Pada hari pertama cuti bersama pada Jumat (29/4) terpantau arus mudik mencapai 211 ribu kendaraan menuju arah timur dari wilayah Jabotabek, sedangkan ke arah barat atau Sumatera mencapai 23 ribu kendaraan.

Situasi ini dikeluhkan para pengguna jalan, salah satunya pemudik arah Sumatera menyampaikan waktu perjalanan selama sekitar 12 jam dari Bekasi hingga bisa naik ke kapal di penyeberangan Merak.

Dia bercerita, dirinya mulai berangkat dari Bekasi menuju Cilegon, Banten, pada Kamis (28/4) pukul 00.00 WIB. Awalnya, perjalanan lancar hingga ke Tangerang. Namun, ketika tiba di Cilegon, sejumlah kendaraan pun tampak memadati jalan. Kendaraannya pun terjebak kemacetan. Akhirnya ia bisa sampai di kawasan Pelabuhan Merak tepat pukul 11.30 WIB, Jumat (29/4) siang.

Penerapan kebijakan one way pada tol Jakarta – Cikampek (Japek) sedikit berbeda kendalanya. Pengaturan ini justru dikeluhkan pengguna jalan yang menuju arah Jakarta.

Hal ini berbuntut protes dan pemblokiran jalan tol Cipularang arah Jakarta oleh pengguna jalan akibat tidak bergeraknya arus kendaraan saat dilakukan penutupan sementara.

Dikonfirmasi terpisah, Dirlantas Polda Jabar Kombes Romin Thoyib membenarkan soal adanya lalin arah Jakarta yang tak bergerak tersebut. Dia menyamakan penerapan one way di Puncak.

“Jadi ya emang tol itu kan Tol Cipularang. Jadi kalau tadi saya berjalan dan tadi dapat informasi kan tadi saya lihat situasi di arteri yang teralihkan. Emang mayoritas mereka menunggu sama kaya di Puncak kan, misalnya one way ke atas yang di bawah nunggu. Karena pasti kan ada yang turun dari mobil nggak pasti di dalam mobil. Nunggu waktu kapan ke arah jakarta bisa dibuka,” ujar Romin sebagaimana dikutip Detik.

Imbas kejadian itu Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Irjen Firman Shantyabudi meminta maaf atas kemacetan yang terjadi di ruas tol Cipularang dari Bandung, Jawa Barat, menuju DKI Jakarta.

Kemacetan terjadi imbas perpanjangan penerapan sistem satu arah atau one way di ruas tol Cikampek dari kilometer (KM) 47 pada Kamis (28/4).

“Tolong sampaikan permohonan maaf kepada masyarakat,” ujarnya, dalam Pemberangkatan Mudik Gratis Polri 2022, di kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta pada Jumat (29/4).

Seharusnya, skema ganjil genap dan satu arah di ruas tol Cikampek ke arah timur Jawa berakhir pada pukul 24.00 WIB.

Namun, karena jumlah kendaraan yang hendak ke arah timur Jawa meningkat pada Jumat (29/4) dini hari sehingga kebijakan one way kembali diperpanjang.

Gelombang besar pemudik

Arus mudik pada tahun ini diprediksi melonjak akibat tidak adanya pembatas dan menurunnya dampak pandemi. Kementerian Perhubungan memperkirakan terdapat 79,4 juta orang yang akan mudik Lebaran pada tahun ini.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memperkirakan, puncak arus mudik akan terjadi pada 29-30 April 2022.

Ia menjelaskan, mobilitas masyarakat pada musim mudik Lebaran tahun ini akan melonjak 167,27% dibandingkan tahun lalu. Jika dibandingkan dengan mobilitas saat periode Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), angka tersebut naik 297,47%.

Sementara itu, masyarakat yang mudik menggunakan kendaraan umum darat diperkirakan mencapai 24,3 juta atau 30,6%. Kendaraan umum yang dimaksud adalah bus mobil sewa, mobil travel, dan taksi online.

Selain itu, terdapat 12,1% masyarakat atau 9,6 juta orang yang diperkirakan mudik dengan pesawat terbang, 7,71 juta orang menggunakan kereta api, dan 1,1 juta menggunakan kapal laut.

Menurut Kementerian Perhubungan, mayoritas pemudik berasal dari Jawa Timur atau sebanyak 13,6 juta orang. Sementara itu, tujuan pemudik terbanyak adalah Jawa Tengah yang mencapai 21,3 juta orang.

Sedangkan jalur yang paling banyak akan dilalui adalah Tol Tran Jawa atau sebanyak 26,5% dari total pemudik. Sementara itu, jalur selanjutnya adalah Jalur Lintas Tengah Jawa atau sebanyak 10,3% dari total pemudik. [PAR]