Koran Sulindo – Sedikitnya 17 orang dilaporkan tewas akibat penembakan massal di sekolah Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florida, Amerika Serikat, Kamis (15/2).
Kepolisian setempat menyebutkan, pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Nikolaus Cruz berusia 19 tahun. Cruz adalah bekas murid yang telah dikeluarkan dari sekolah tersebut atas alasan disiplin.
Sekitar pukul 14.30, Cruz tiba di sekolah yang dipersenjatai dengan senapan semi otomatis dan mulai melepaskan tembakan. Ia memulai penembakkan dari luar sekolah dan menewaskan tiga orang seketika. Ia lantas melanjutkan aksi penembakan di dalam gedung sekolah dan menewaskan 12 orang lainnya.
Dua korban tewas lainnya dilaporkan meninggal setelah tiba di rumah sakit sementara tiga orang dalam kondisi kritis, tiga lainnya dalam kondisi stabil.
Petugas medis di RS Broward Health, Dr Evan Boyar menyebut 17 orang dilarikan ke rumah sakit Rabu malam waktu setempat. Petugas menangkap Cruz tak jauh dari sekolah dan menahannya tanpa insiden.
Sementara itu para orangtua diinstruksikan untuk bertemu jauh dari lokasi sekolah, di mana mereka menunggu dengan cemas untuk dipertemukan kembali dengan anak-anak mereka.
Associated Press melaporkan seorang pria bersenjata mengenakan masker gas dan membawa granat asap. Pria inilah yang kemudian dikenali sebagai Nikolaus Cruz
Senator Bill Nelson mengatakan bahwa dia diberitahu FBI dan bahwa Cruz “membunyikan alarm kebakaran sehingga anak-anak akan keluar dari ruang kelas ke aula. Dan di sana pembantaian dimulai.”
Pernyataan Nelson dikonfirmasi polisi yang menyebut alarm kebakaran terdengar ketika terjadi penembakan. Polisi percaya alarm itu digunakan untuk memancing lebih banyak orang ke koridor sekolah untuk ditembak.
Sheriff Scott Israel mengatakan bahwa penyelidik menyisir kehidupan online Nikolaus Cruz dan menemukan beberapa konten yang dianggapnya ‘sangat mengganggu’. “Kami mulai membedah situs web dan hal-hal lain di media sosial yang dia ikuti. Beberapa hal yang terlintas dalam pikiran sangat mengganggu,” kata Israel.
Jim Gard, guru matematika di sekolah tersebut kepada CNN bahwa dia mengajar Cruz selama satu semester tahun 2016 dan menggambarkannya sebagai anak yang tenang yang “tidak pernah memiliki masalah.”
Meski begitu, Gard juga menambahkan bahwa Cruz telah diidentifikasi sebagai ancaman potensial bagi teman-temannya.[TGU]