Ilustrasi: Pembajak pesawat/Reuters

Koran Sulindo – Setelah negoisasi lebih 4 jam, para pembajak menyerah stelah permintaan suaka mereka ke Malta dijanjikan diterima. Mereka membebaskan seluruh 111 penumpang.

Pesawat bertipe Airbus A320 itu dipaksa mendarat di Bandara Internasional Malta. Pesawat komersial Afriqiyah Airways  yang membawa 118 orang dibajak dari Libya. Pesawat itu melayani rute domestik dari Sebha ke Tripoli di Libya, namun dibelokkan pembajak dan mendarat di Malta

Salah seorang anggota parlemen Libya, Abdusalem Mrabit mengungkapkan pembajakan itu dilakukan 2 orang yang membawa granat tangan.

Hadi al-Saghir, salah satu penumpang yang berada di pesawat itu, mengungkapkan bahwa dua pembajak berusia 20-an tahun dan merupakan etnis Tebu dari Libya selatan, wilayah di mana pesawat itu berangkat.

Kepada kru pesawat para pembajak menyatakan mereka pendukung Muammar Gaddafi, pemimpin Libya yang tewas pada 2011, yang menyebabkan negara itu terpecah menjadi dua faksi besar yang saling klaim pemerintahan.

Sejumlah siaran televisi memperlihatkan, tidak ada tanda-tanda serangan dalam pembebasan para penumpang. Sebelumnya, informasi soal pembajakan pertama kali diterima oleh menara pengawas penerbangan di Bandara Mitiga, Tripoli pada Jumat pagi.

“Pilot melaporkan kepada menara pengawas di Tripoli bahwa mereka sedang dibajak, mereka kehilangan komunikasi dengannya,” kata pejabat yang menolak identitasnya dipublikasikan.

Menurut informasi pesawat itu membawa 111 penumpang, 82 di antaranya pria, 28 wanita dan satu bayi. (NOR)