Koran Sulindo – Para pelaku pembacokan pakar Telematika ITB Hermansyah ditangkap polisi di kawasan Jalan Raya Sawangan, Depok, Jawa Barat, Rabu (12/7) pukul 01.00 WIB, saat pulang ke rumahnya setelah dari Bandung. Pelaku diburu tim gabungan Polres Jakarta Timur dan Polresta Depok dalam 3 hari terakhir.
Tersangka pertama Edwin Hitipeuw, kelahiran Ambon 14 maret 1980, bertempat tinggal di Perum Raden Sukarma no 37 Sawangan Depok. Pelaku kedua, Lauren Paliyama, kelahiran Ambon 19 November 1986, tinggal di perumahan Pondok Cibubur. Keduanya adalah debt collector.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Jakarta Timur, AKBP Sapta Maulana mengatakan kedua pelaku mengaku saat peristiwa sedang mabuk.
“Iya pengakuannya, mereka dalam keadaan mabuk, dibawah pengaruh alkohol”, kata Sapta, di Hakarta, Rabu (12/7), seperti dikutip tribratanews.com.
Peristiwa penganiayaan terhadap Ahli IT Hermansyah berawal di saat mobil yang di kemudikannya disrempet mobil pelaku. Tidak terima mobil korban diserempet, Hermansyah mengejar pelaku. Namun pelaku bersama dengan rekannya yang saat itu mengendarai 2 mobil malah menganiaya korban.
“Usai menganiaya korban Hermansyah, pelaku lalu melarikan diri ke Bandung,” kata Sapta.
Pelaku dikenai pasal 170 KUHP.
Menurut informasi yang diperoleh sebenarnya pelaku penganiayaan Hermansyah berjumlah 5 orang. Saat ini tim gabungan masih memburu dua tersangka yang masih buron itu yakni ER (20) dan DOM (21), serta seorang wanita diduga terlibat dalam pengeroyokan terhadap Hermansyah.
Sementara itu, Iriana istri Hermansyah pakar IT ITB, membenarkan salah satu pelaku yang ditangkap polisi adalah pembacok suaminya.
“Istri korban sudah datang dan melihat langsung wajah pelaku yang kami tangkap. Kebetulan dia berada di lokasi kejadiaan saat itu. Dia juga membenarkan salah satu pelaku bernama Lauren Paliyama yang melakukan penganiayaan terhadap suaminya menggunakan pisau,” kata Irwasda Polda Metro Jaya Kombes Kamarul, yang dalam kasus ini bertindak sebagai Kepala Satgas, di Jakarta, Rabu (12/7).
Hermansyah dikeroyok dan dibacok orang tidak dikenal saat melintas Tol Jagorawi ketika hendak menuju rumahnya di kawasan Depok, Jawa Barat, Minggu (11/7) pagi.
Beredar di media sosial bahwa kasus ini berhubungan dengan latar belakang Hermansyah sebagai saksi ahli yang meringankan Habib Rizieq dalam kasus dugaan chat mesum dengan Firza Husein. Menurut Hermansyah, chat itu palsu.
Gorengan
Sementara itu Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengklarifikasi foto Kepala Polda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan duduk bersama dengan tersangka penyerang menghadap satu meja dengan sajian teh dan gorengan.
“Polri dari sisi humanis, yang pertama adalah asas praduga tak bersalah. Walau tersangka sudah mengaku tapi masih dalam proses kepolisian, dianggap belum bersalah,” kata Irjen Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (12/7) seperti dikutip antaranews.com.
Menurut Setyo, tindakan Kapolda Metro Jaya dalam hal ini adalah bagian dari teknik untuk mendapatkan keterangan dari tersangka.
“Itu salah satu teknik dan taktik penyidikan. Jadi enggak ada masalah, mau diajak makan, minum untuk membuat terang perkara,” kata Setyo.
Opini Liar
Sebelumnya, kasus kriminal murni ini memancing liar, terutama di media sosial. Keberhasilan polisi yang cepat menangkap tersangka itu diapresiasi Direktur Eksekutif Komunitas Masyarakat Peduli Hukum dan Keadilan (KOMPHAK), Ibnu Mazjah.
Keberhasilan polisi tersebut merupakan jawaban dari berbagai opini liar yang telah berkembang di masyarakat, yang mengait-ngaitkan peristiwa itu dengan Firza Husein dan kasus chat mesum.
“Di satu sisi, masyarakat jangan terlalu mudah terpancing oleh opini liar yang bisa menyesatkan dan memperkeruh suasana. Dikait-kaitkan dengan keterangannya mengenai Firza Husein itu, karena mengganggu proses penegakan hukum. Jadi jangan terpancing. Sabar dan tunggu saja kerja polisi dan proses hukum yang tengah berjalan,” kata Ibnu, di Jakarta, Rabu (12/7).