Koran Sulindo – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dengan lapang dada telah memaafkan pemasang poster Joko Widodo seperti raja, yang tersebar di Jawa Tengah.

Pemberian maaf kepada pemasang poster ‘raja Jokowi’ sebagaimana disampaikan Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto atau yang dikenal dengan Bambang Pacul.

“Kalau pemasang sudah kita anggap friends sendiri, namanya juga anak bangsa lagi cari, mohon maaflah, cari tambahan rezeki. Kalau anak bangsa cari tambahan rezeki, kemudian kita soal, kita nggak tegalah,” kata Bambang dalam keterangan yang beredar di kalangan wartawan, Minggu (18/11).

Namun, PDI Perjuangan Jateng khususnya, masih menunggu pemilik poster atau alat peraga kampanye (APK) ‘raja Jokowi’ itu.

Pemilik APK, lanjutnya, ditunggu kedatangannya untuk diajak diskusi, dan diminta menjelaskan alasan pemasangan tersebut. “Saya tunggu yang punya APK.”

Sementara itu, terkait adanya dan pemasangan APK ‘raja Jokowi, politikus PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai itu seperti menusukkan pedang ke punggung Jokowi.

“Menurut saya, menempatkan mahkota pada sosok beliau seperti menusukkan pedang ke punggung beliau,” kata Budiman kepada wartawan, hari ini.

Diketahui, pemasangan poster ‘raja Jokowi’ dilakukan oleh Kaukus Anak Muda Indonesia (KAMI). Namun sampai saat ini, belum ada pengakuan dari pihak manapun siapa pemilik poster atau APK tersebut.

Pada tanggal 14 November 2018, Bambang Pacul juga meminta pemilik gambar atau poster Presiden Joko Widodo mengenakan mahkota yang beredar di Jawa Tengah, untuk datang mengambil alat peraga kampanye tersebut.

“Kami tunggu penanggung jawabnya datang ke DPD PDIP Jateng. Kalau dia datang, akan kami ajak diskusi kenapa dia pasang begini,” kata Bambang melalui keterangan persnya, Rabu (14/11).

Sebelumnya APK yang beredar di Jawa Tengah secara masif dengan menampilkan Jokowi dengan mahkota yang dianggap sebagai modus kampanye hitam  gaya baru.

Seolah-olah atribut tersebut mendukung Jokowi padahal bersifat black campaign. Dari aspek estetika, komunikasi politik, daya imajinasi, dan teknik kampanye, atribut bergambar PDI Perjuangan yang terpasang diklaim bukan milik PDI Perjuangan.

Menurut Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto apa yang terjadi dengan pemasangan “APK palsu” tersebut tidak terlepas dari hasil survei yang selalu menempatkan PDI Perjuangan dengan elektabilitas tertinggi.

Akibatnya, ada kekuatan-kekuatan tertentu yang dengan sengaja men-downgrade PDI Perjuangan agar elektabilitasnya turun. “Ini cara-cara yang tidak sehat dalam demokrasi,” kata Hasto.

Ia lebih lanjut mengapresiasi atas kerja cepat kader Partai bersama dengan masyarakat yang melaporkan adanya APK liar tersebut. Kemudian menurunkan APK tersebut setelah berkoordinasi dengan Bawaslu.

PDIP juga sedang memertimbangkan langkah hukum atas pemasangan APK oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut.

“Kami sudah mempersiapkan atribut asli kami, yang mengedepankan kepemimpinan merakyat Pak Jokowi dengan pendekatan soft campaign,” kata Hasto. [SAE/TGU]