PDI Perjuangan Perluas Ruang Gerak dengan Penguasaan Iptek

Ilustrasi: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto/Istimewa

Koran Sulindo – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto meminta kader partai harus memperluas ruang geraknya bukan hanya pada bidang politik saja, melainkan juga bidang lain seperti ekonomi, mencetak para usahawan dan yang terpenting penguasaan ilmu pengetahuan (Iptek).

“PDI Perjuangan berfokus meningkatkan sumber daya manusia dan ingin mengubah orientasi kepartaian dengan menekankan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata Hasto dalam sambutannya Pembukaan Rapat Tiga Pilar di Kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Selatan, Banjarmasin, Senin (4/11/2019).

Turut hadir mendampingi Hasto, Ketua DPP PDI Perjuangan, Sri Rahayu, Ketua DPD PDIP Kalsel, Mardani H. Maming, para Anggota DPR RI daerah pemilihan Kalsel Syafruddin M. Maming, Sulaiman Umar, Rifqinizamy Karsayuda, serta para kepala daerah yang juga kader partai moncong putih itu.

Menurut dia, PDI Perjuangan sebagai pemenang pemilu  memiliki tanggung jawab terhadap masa depan bangsa ini. Terlebih, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berpesan agar kader yang juga kepala daerah di Kalimantan Selatan harus menjadi pelopor politik hijau dengan mencintai tanaman.

“Apalagi Kalsel dikarunia alam yang luar biasa. Kepala daerah wajib membangun kebun raya jangan hanya mengurusi tambang saja. Mari jaga kekayaan alam dengan politik penghijauan,” ujar Hasto menyampaikan pesan Megawati.

PDI Perjuangan berharap kader yang menjadi kepada kepala daerah agar bertugas membuat sejarah di daerahnya masing-masing.

Pada kesempatan tersebut, Hasto mempromosikan ekonomi gotong royong dalam praktik seperti budi daya ulat Jerman untuk produksi minyak goreng guna mengurangi penebangan sawit dan tetap menjaga kelestarian hutan.

Ia juga menyampaikan pentingnya politik yang menembus ruang dan waktu. Mengingat, partai harus mengubah dirinya ke dalam budaya politik yang kreatif, maju, modern tanpa harus meninggalkan jati dirinya sebagai bangsa. Apalagi, PDI Perjuangan telah menampilkan dirinya sebagai partai pelopor.

“Berpolitik itu membuat legacy. Bukan hanya mencari kemenangan dan menang pemilu berturut-turut, tapi bagaimana berpartai itu hadir bersama rakyat dengan legacy tersebut. Itu tugas kita selanjutnya,” kata Hasto.

“Karena itulah PDIP mampu menang dua kali berturut-turut, dan untuk bisa menang tiga kali berturut-turut harus kita wujudkan,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua DPD Perjuangan Kalsel, Mardani H. Maming mengatakan, rapat Tiga Pilar ini harus menjadi momentum bagi pengurus PDI Perjuangan di daerahnya dalam menyiapkan Pilkada Serentak tahun 2020. Mardani mengatakan, Pilkada serentak di Kalsel akan memilih pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur serta tujuh kepala daerah tingkat kabupaten/kota.

Menyatu di Tengah Rakyat

PDI Perjuangan terus bergerak ke bawah menyatu dengan kekuatan rakyat setelah memenangi pemilu legislatif dan pemilu presiden.

“Itu adalah satu-satunya manuver politik PDI Perjuangan. Manuver di tengah rakyat, bukan manuver di tengah elit,” kata Hasto.

Karenanya, kata Hasto, peran PDI Perjuangan sebagai partai yang telah dipercaya memenangkan hati rakyat menjadi lebih jelas dan bermakna. Artinya, partai juga bisa memberikan kontribusi dan stabilitas politik terhadap jalannya pemerintahan ke depan.

“Ini membuktikan kemampuan PDI Perjuangan sebagai jembatan infrastruktur bagi aspirasi rakyat untuk diperjuangkan dalam kebijakan publik,” kata Hasto.

Menyoal langkah politik Partai Nasdem yang disebut-sebut banyak kalangan tengah “bermanuver” dengan membangun komunikasi dengan PKS dan partai di luar pemerintah? Hasto menganggap hal wajar, karena setiap partai politik memiliki strateginya masing-masing.

Hasto mengatakan jika partai tertentu membangun strateginya dengan cara bertemu elit, PDI Perjuangan justru membangun persahabatan dengan partai-partai politik, dan menempatkan konsolidasi partai di tengah rakyat sebagai skala prioritas.

“Partai harus memberikan jawaban karena cukup lama kita berkontestasi. Maka, sudah saatnya kita sekarang untuk menjadikan politik gerakan ke bawah, politik menyatu dengan rakyat, mencari solusi yang terbaik bagi rakyat, itu harus menjadi terpenting dari skala prioritas dari elit politik,” kata Hasto. [CHA]