Ilustrasi: Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (kanan) berjabat tangan bersama Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fery Juliantono (tengah) dan Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan usai menjadi narasumber dalam sebuah diskusi/CHA

Koran Sulindo – PDI Perjuangan kembali menegaskan bahwa dinamika politik seusai Pemilu serentak 17 April 2019 lalu merupakan dinamika politik yang biasa terjadi dan bagian dari pendewasaan demokrasi. Walaupun pihak-pihak yang kecewa dan belum menerima kekalahan, lantas mencoba membuat gerakan menghasut rakyat.

“Politik nasional aman dan terkendali. Demikian halnya sistem dan mekanisme hukum negara, mampu menindak siapapun yang mengganggu ketertiban umum,” kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, di Jakarta, Senin (20/5/2019).

Menurut Hasto, apa yang telah ditunjukkan rakyat dengan hadir ke tempat Pemungutan Suara (TPS) secara masif, penuh kegembiraan dan dengan partisipasi yang tinggi menunjukkan prinsip kedaulatan rakyat bekerja dengan baik.

“Apalagi partisipasi pemilih mencapai di atas 80%. Itulah yang menjadi basis legalitas  dan legitimasi tertinggi kepemimpinan Jokowi-KH Ma’ruf Amin,” katanya.

Atas dasar hal tersebut, PDI Perjuangan percaya bahwa apa yang terjadi saat ini merupakan bagian dari pendewasaan demokrasi.

“Mereka yang mau bertindak inkonstitusional akan berhadapan dengan hukum negara dan kekuatan rakyat itu sendiri,” katanya.

PDI Perjuangan juga menegaskan tidak akan melakukan konsentrasi massa pada tanggal 22 Mei 2019 tersebut.

“Massa riil itu ya rakyat sendiri, itulah kekuatan penopang kekuasaan yang sejati. Puncak rekapitulasi nasional tersebut harus menjadi bagian instrumen peningkatan peradaban demokrasi Indonesia,” kata Hasto. [CHA/DAS]