Koran Sulindo – PDI Perjuangan berbagi pengalaman Demokrasi Pancasila dengan hampir 100 partai politik dari 36 negara di Asia dalam Konferensi Internasional Partai Politik se-Asia yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.
Ketua delegasi PDI Perjuangan yang juga Ketua Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan DPP PDI Perjuangan, Andreas Hugo Pareira, mengatakan pengalaman Indonesia dalam transisi dan konsolidasi demokrasi merupakan pengalaman berharga yang menjadi inspirasi bagi negara-negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
“Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, berhasil mengelola keberagamaan etnis, suku, agama, dan bahasa dalam sebuah kerangka kebangsaan yang berlandaskan Pancasila. Keberagamaan di Indonesia bukan menjadi beban, tetapi merupakan aset bagi bertumbuhnya demokrasi di Indonesia,” kata Andreas, melalui rilis tertulis, hari ini.
Andreas menawarkan partai-partai di Asia mengadopsi nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan menjadikannya sebagai salah satu warisan budaya Asia untuk mengelola keberagamaan.
Sekretaris Departemen Pemerintahan DPP PDI Perjuangan, Hanjaya Setiawan, mengatakan Konferensi Internasional ini sarana yang baik bagi pertukaran ide dan mengembangkan rasa kebersamaan antarpartai politik di Asia.
“Pertemuan yang sifatnya informal ini juga akan memudahkan mencari solusi untuk mengatasi perbedaan di antara negara-negara Asia melalui dialog antarpartai yang penuh persahabatan,” kata Hanjaya.
Konferensi Internasional Partai Politik se-Asia (ICAPP) ke-27 ini berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan UMNO bertindak sebagai tuan rumah.
PDI Perjuangan
Dalam Konferensi ICAPP ke-26, di Jakarta, April lalu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengajak semua partai politik di negara mana pun untuk bekerja sama dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagai muara dari perjuangan semua partai politik di manapun.
Kesejahteraan tak akan tercapai tanpa tumbuh suburnya demokrasi.
“Kesejahteraan rakyat haruslah menjadi muara perjuangan dari parpol di negara mana pun,” kata Megawati, pada pembukaan konperensi.
Megawati juga menceritakan di Bandung pernah berlangsung Konferensi Asia Afrika (KAA) dengan hasil perumusan piagam perjuangan Dasa Sila Bandung.
“Sekarang sudah sepatutnya menggelorakan pembebasan dari kapitalisme dunia dengan kedok ekonomi, kebebasan dan sebagainya,” kata Megawati.
Dalam kesempatan itu Megawati juga bmenceritakan jatuh bangun PDI Perjuangan sejak era Orde Baru hingga akhirnya bisa mencapai kemenangan di Pemilu 2014.
“Jatuh bangun kami alami, kami telah menapaki jalan yang terjal dalam sejarah kepartaian di Indonesia. Kami dibungkam, kami terpuruk, kami bangkit, kami terpuruk lagi, kami berjuang dengan segenap romantika, dinamika dan dialektika, berada di pemerintahan, di luar pemerintahan, dan akhirnya kembali memperoleh kepercayaan rakyat menjadi pemenang Pemilu Legislatif tahun 2014,” katanya.
Perjuangan panjang itulah yang membuat PDI-P akhirnya mampu mengusung sekaligus memenangkan Joko Widodo sebagai presiden. Namun perjuangan kepartaian tidak selesai dengan memenangkan pemilu.
“Tanggung jawab yang lebih besar justru ketika berada di dalam pemerintahan,” katanya.
Tujuan mendirikan dan membangun suatu partai politik bukanlah semata-mata mengejar kekuasaan politik. Tugas dan tanggung jawab partai politik yang sesungguhnya adalah berjuang untuk rakyatnya.
“Partai bukan sekadar mesin elektoral. Bagi PDI-P, partai adalah alat pembebasan. Itulah motif dan orientasi otentik pendirian partai yang seharusnya selalu kita sadari, kita yakini, dan selalu kita pegang teguh,” kata Presiden ke-5 RI itu. [DAS]