Koran Sulindo – PDI Perjuangan meminta Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak asal klaim kemenangan di pemilu presiden (Pilpres) 2019.
Penegasan itu disampaikan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang didampingi Kepala Bappilu, Bambang DH dan Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) Arif Wibowo di Kantor DPP PDI Perjuangan, Menteng, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Menurut Hasto Kristiyanto, sebaiknya kubu Prabowo-Sandi memaparkan instrumen penghitungan dan data yang valid terkait kemenangannya.
“Saatnya kita hentikan klaim-klaim kemenangan tanpa didukung oleh sebuah instrumen, sebuah sistem rekapitulasi penghitungan suara yang diaudit, kalau perlu oleh KPU atau Bawaslu atau kelompok prodemokrasi. Dan PDIP Perjuangan menyatakan kesiapannya untuk diaudit termasuk seluruh dokumen dokumen C1,” kata Hasto.
Hasto lalu membawa para awak media memantau ruang kerja BSPN Pusat yang terletak di lantai IV.
Ruang itu merupakan pusat komando yang menggerakkan sekitar 300.000 petugas yang mengumpulkan serta menginput data C1 dari TPS seluruh Indonesia ke 154.320 komputer.
Semua data itu dikumpulkan secara langsung dan ditampilkan secara live di website internal.
Data lalu dibuka dengan username dan sandi khusus, yang langsung menunjukkan pergerakan rekapitulasi suara pilpres.
Hingga saat data itu dibuka, suara yang masuk sudah lebih dari 140.000 TPS. Ketika dibandingkan dengan data di website KPU, terlihat jumlah TPS sekitar 127.000, alias pengumpulan data BSPN PDI Perjuangan lebih cepat. Jumlah suaranya adalah 25.278.722.
Untuk pilpres, di versi BSPN, Jokowi-Ma’ruf sudah mengantongi suara 58 persen (14.787.950). Sedangkan Prabowo-Sandi meraih suara 42 persen (10.490.772).
Ditunjukkan pula raihan sementara suara PDIP per dapil dan pernama caleg, plus jumlah potensi kursi DPR yang diperoleh partai itu.
Hasto lalu menyinggung kubu Prabowo-Sandi yang sekadar mengklaim kemenangan sampai membuat papan karangan bunga. Menurut Hasto, hal itu hanya perayaan semu belaka, tanpa ada penjelasan yang ilmiah.
“Apalagi kalau sampai syukuran dan sebagainya. Oleh sebab itu, kami menunggu keputusan dari KPU dan kemudian mari kita jaga bersama-sama suasana kondusif,” kata dia.
Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf ini menjelaskan, PDI Perjuangan memiliki instrumen penghitungan suara melalui Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN).
Dia menegaskan, badan tersebut mengambil data autentik dari dokumen C1 yang sudah diteken petugas KPPS dan saksi.
Di samping itu, Hasto juga mengingatkan kepada semua pihak untuk tidak menampilkan hasil penghitungan dengan dokumen C1 yang palsu. Dia mengecam dengan keras pihak-pihak yang berbuat demikian.
“Mereka yang mencoba memalsukan C1 itu adalah bagian kejahatan dari pemilu. PDIP Perjuangan tidak menoleransi siapa pun yang mencoba memalsukan dokumen C1 itu karena itu dokumen autentik, dokumen primer yang diperlukan untuk mengawal suara rakyat itu sendiri,” kata Hasto. [CHA]